Tingkat Ketimpangan Maret 2019 Turun Jadi 0,382, Terendah Sejak 2011
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan ekonomi penduduk Indonesia yang diukur dari rasio gini terus berlanjut hingga berada di level 0,382 pada Maret 2019. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 2011.
"Angka ini menurun 0,002 poin dibandingkan rasio gini September 2018 sebesar 0,384. Dibandingkan Maret 2018, rasio gini tercatat menurun 0,007 poin dari 0,389," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (15/7).
Rasio gini Indonesia mengalami tren penurunan sejak Maret 2015. Rasio gini tercatat sebesar 0,408 pada Maret 2015, lalu turun menjadi 0,402 pada September 2015, turun kembali menjadi 0,397 pada Maret 2016, turun lagi menjadi 0,394 pada September 2016.
Kemudian, rasio gini pada Maret 2017 sebesar 0,393, dan turun menjadi 0,391 pada September 2017. Pada Maret 2018, rasio gini turun menjadi 0,389, lalu turun lagi menjadi 0,384 pada Semptember 2018, dan yang terkini turun menjadi 0,382 pada Maret 2019.
Suhariyanto mengatakan, rasio gini menurun lantaran masyarakat lapisan terbawah mengalami kenaikan pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan lapisan di atasnya. Peningkatan pengeluaran pada 40% masyarakat lapisan bawah tercatat mencapai 2,83%.
(Baca: Kepala Bappenas: Kesenjangan Ekonomi Dunia Melebar Imbas Era Digital)
Sedangkan kelompok menengah mengalami peningkatan pengeluaran sebesar 0,71%, dan peningkatan pengeluaran golongan atas 0,95%. "Jadi tiga-tiganya naik tapi kecepatan di bawah tinggi sekali sehingga gap agak menyempit," ujarnya.
Bila dibedakan berdasarkan kategori daerah, rasio gini di daerah perkotaan pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,392, naik dibandingkan September 2018 yang sebesar 0,391, dan turun dibandingkan Maret 2018 yang sebesar 0,401.
Sedangkan, rasio gini di daerah perdesaan pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,317, turun dibandingkan September 2018 yang sebesar 0,319, maupun Maret 2018 yang sebesar 0,324.
Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40% terbawah adalah sebesar 17,71%. Ini artinya ketimpangan masih rendah berdasarkan kriteria Bank Dunia.
Suhariyanto menambahkan, rasio gini merupakan ukuran ketimpangan pengeluaran penduduk dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlu waktu yang lebih lama serta usaha yang besar untuk menurunkan rasio gini. "Tapi dari capaian ini sudah bisa terlihat ada progres yang menggembirakan," ujarnya.