Indonesia Berpotensi Jadi Pemain Ekonomi Syariah Global
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Indonesia sangat berpotensi menjadi pemain kunci dalam perkembangan ekonomi syariah dunia. Hal itu terlihat dari banyaknya penduduk Indonesia yang memeluk agma Islam.
Populasi penduduk beragama islam yang besar, pangsa pasarnya mencapai 12,7% total populasi umat muslim dunia. “Indonesia tentu saja dengan sendirinya punya potensi besar untuk menjadi pemain kunci dalam pengembangan ekonomi syariah secara global," kata Darmin di Jakarta, Selasa (25/7).
(Baca: Pemerintah Susun Peta Jalan Ekonomi Syariah Indonesia)
Potensi ini juga dapat dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan populasi muslim dunia yang diperkirakan mencapai 27,5% dari total populasi dunia pada 2030. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara muslim, serta munculnya pasar halal potensial seperti Tiongkok dan India, juga menjadi peluang besar untuk Indonesia.
Menurut Darmin, besarnya potensi ekonomi syariah di Indonesia tidak hanya terlihat dari jumlah penduduk. Ini juga bisa terlihat pada berbagai kegiatan seperti keuangan syariah, sektor riil, dan industri halal seperti, industri makanan dan minuman halal yang turut memperbesar potensi ekonomi syariah.
Dari sisi pengeluaran konsumsi, nilai transaksi makanan halal secara global pada 2016 mencapai US$ 1,2 triliun. Porsinya sebesar 17% dari pengeluaran konsumsi makanan. Sementara, nilai pasar (market size) dari industri makanan dan minuman halal Indonesia sebesar US$ 169,7 miliar di 2016 dan diproyeksi mencapai US$ 1 trililun pada 2030.
“Dari besarnya potensi pasar global untuk makanan dan minuman halal, Indonesia kelihatannya lebih banyak masih menjadi konsumen, bukan menjadi pelaku utama menghasilkan produk dalam kancah global,” katanya. (Baca: Tantangan Keuangan Syariah, Tak Ada Bank Syariah Skala Besar)
Selain makanan dan minuman, industri busana halal Indonesia juga menjadi salah satu kunci Indonesia bisa menjadi pemain pasar ekonomi dunia. Indonesia masih belum masuk dalam 5 besar produsen busana muslim dunia. Padahal, konsumsi Indonesia terhadap produk tersebut menduduki peringkat 5 besar dunia dengan nilai US$ 13,5 miliar di 2016.
Pertumbuhan konsumsi busana muslim di Indonesia diperkirakan akan lebih besar dalam beberapa tahun ke depan. Secara global, pertumbuhan busana muslim dunia diperkirakan mencapai 11% per tahun. Proyeksinya, pengeluaran busana muslim global di tahun 2022 mencapai US$ 373 miliar.
Industri pariwisata halal juga akan berkontribusi besar dalam menjadikan Indonesia sebagai pemain global ekonomi syariah dunia. Indonesia menempati peringkat keempat sebagai wisata halal dunia dengan tingkat konsumsi mencapai US$ 9,7 miliar pada 2016.
(Baca: Pertumbuhan Perbankan Syariah Tergilas Fintech)
Besarnya pasar ekonomi syariah juga terlihat di sektor industri farmasi halal. Indonesia termasuk dalam lima besar pada konsumsi global untuk obat-obat farmasi halal dengan tingkat konsumsi mencapai US$ 5,7 miliar dan konsumsi kosmetik halal dengan tingkat konsumsi mencapai US$ 3,7 miliar di 2016.
“Mengingat besarnya pangsa pasar ekonomi riil syariah, sudah sepatutnya kita mengembangkan, membangun sinergi, sehingga mampu meningkatkan peran pada sektor-sektor ekonomi riil syariah secara global,” kata Darmin.