Sri Mulyani: Subsidi Solar dan Listrik Naik Buat Jaga Keuangan BUMN
Pemerintah telah sepakat untuk menambah subsidi solar dari Rp 500 per liter menjadi Rp 2.000 per liter. Selain itu, pemerintah juga sepakat menambah anggaran untuk subsidi listrik. Kebijakan tersebut diambil lantaran pemerintah memutuskan untuk menahan harga solar dan premium, serta tarif listrik sepanjang tahun ini di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebijakan tersebut diambil setelah melakukan perhitungan bersama dengan PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dengan kebijakan tersebut diharapkan daya beli masyarakat terjaga, demikian juga dengan keuangan BUMN terkait. “Di satu sisi menjaga masyarakat, menjaga kondisi perusahaan,” kata dia di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/6). Adapun penambahan alokasi subsidi juga dengan mempertimbangkan kesehatan anggaran negara.
(Baca juga: Pemerintah Sepakat Naikkan Subsidi Solar Menjadi Rp 2.000 per Liter)
Lebih jauh, Sri Mulyani menjelaskan, untuk menjaga keuangan Pertamina, Menteri ESDM dan Menteri BUMN telah menetapkan untuk menyerahkan pengelolaan beberapa blok migas kepada Pertamina guna mendorong penerimaan perusahaan.
Di samping itu, Pertamina juga memiliki cara lain untuk mendapatkan dana segar di tengah tekanan harga minyak dunia. Salah satu upaya tersebut adalah menjual hak kelola atau participating interest/PI blok-blok terminasi yang telah diperoleh Pertamina.
Sementara itu, untuk membantu keuangan PLN, pemerintah siap menambah 1 juta pelanggan baru untuk golongan 450 Volt Ampere (VA). “Kami juga akan menambahkan anggaran untuk subsidi,” ujar dia. Resminya, penambahan subsidi akan disampaikan dalam laporan semesteran pemerintah kepada DPR.