Survei BI: Keyakinan Konsumen Turun karena Pesimis Lapangan Kerja

Desy Setyowati
6 November 2017, 20:46
Pabrik otomotif
Arief Kamaludin|KATADATA

Bank Indonesia (BI) melansir, keyakinan konsumen melemah terhadap perekonomian. Berdasarkan survei konsumen pada Oktober 2017, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat 120,7 atau turun 3,1 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Penyebab utamanya, pesimisme konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berasal dari rata-rata Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Indeks kondisi ekonomi saat ini menggambarkan keyakinan konsumen terhadap perekonomian pada Oktober. Sedangkan Indeks Ekspektasi Konsumen mencerminkan keyakinan konsumen terhadap perekonomian pada enam bulan mendatang.

Secara rinci, IKE turun 2,7 poin menjadi 107,6. Penurunan ini di antaranya karena indeks ketersediaan lapangan kerja terkontraksi 5,8 poin menjadi 98,2. Indeks yang di bawah 100 menunjukkan pesimisme konsumen.

"Penurunan indeks ketersediaan lapangan kerja terjadi pada semua kelompok responden yang berpendidikan S2/S3 dan Sekolah Menengah Atas (SMA)," demikian tertulis dalam laporan Survei Konsumen, Senin (6/11). (Baca juga: Pengangguran Naik 10 Ribu Setahun, BPS Bantah Karena Retail Tutup)

Penyebab lainnya, indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama turun 2,1 poin menjadi 110,1. Selain itu, indeks penghasilan saat ini yang turun 0,1 poin menjadi 114,5.

Sementara itu, IEK turun 3,4 poin menjadi 133,8. Penyebabnya sama yaitu indeks ekspektasi ketersediaan tenaga kerja yang turun 6,1 poin menjadi 120,9. “Melemahnya ekspektasi responden tersebut terutama dipengaruhi oleh perkiraan terbatasnya ekspansi kegiatan usaha dan proyek swasta pada enam bulan mendatang,” demikian tertulis.

Penyebab lainnya, indeks ekspektasi kegiatan usaha turun 2,6 poin menjadi 135,6, kemudian indeks ekspektasi penghasilan turun 1,6 poin menjadi 144,9.

Sejalan dengan melemahnya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi, BI mencatat konsumen cenderung menahan konsumsi dan menambah tabungan. Hal ini terindikasi dari penurunan rasio konsumsi terhadap total pendapatan (average propensity to consume ratio) turun 0,7% menjadi 65,7%.

Selain itu, porsi pendapatan yang digunakan untuk cicilan pinjaman juga (debt to income ratio) turun 0,3% menjadi 14,1%. Sebaliknya porsi tabungan terhadap pendapatan (savings to income ratio) naik 1% menjadi 20,2%. (Baca juga: Belanja Masyarakat Turun, BPS: Konsumsi Bergeser ke Wisata)

Adapun tekanan inflasi pada tiga bulan hingga setahun ke depan diprediksi meningkat. Ekspektasi harga tiga bulan mendatang naik 0,7 poin menjadi 170. Ekspektasi harga hingga enam bulan ke depan naik 3,1 poin menjadi 172,2, dan ekspektasi harga hingga setahun ke depan naik 1,9 poin menjadi 175,5.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...