Investor Cina Nilai Proses Investasi di Indonesia Mudah
Upaya pemerintah membenahi sistem perizinan usaha dengan menerbitkan 13 paket kebijakan, telah membuahkan hasil. Investor asal Cina mengaku telah merasakan kemudahan dalam memulai dan menjalankan usahanya di Indonesia.
Vivo, salah satu perusahaan telekomunikasi Cina, tertarik dan menyatakan berkomitmen menanamkan investasi di Indonesia sejak tahun lalu. Awalnya perusahaan ini berpikir proses perizinan dan memulai usaha di Indonesia akan rumit dan memakan waktu yang lama. (Baca: Indonesia Masuk 10 Besar Negara Tujuan Utama Investasi)
Manajer Keuangan Vivo Indonesia Elaine (Hua Lun Jun) merasa terkejut setelah melihat kenyataannya berbeda dengan yang diperkirakan. Hal ini dirasakan saat dirinya mendatangi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan memanfaatkan sistem pelayanan terpadu satu pintu (PTSP).
Elaine mengatakan hanya dalam dua bulan, Vivo telah mendapat seluruh izin yang dibutuhkan untuk memulai usahanya di Indonesia. "Ini di luar perkiraan saya karena ketika saya datang ke sini, saya kira bakal ngurus izinnya sampai setengah tahun atau sampai setahun dari awal sampai akhir," ujarnya usai acara China Investor Forum bertajuk “Peran Paket Kebijakan Ekonomi dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” di Gedung BKPM, Jakarta, Rabu (26/10).
Awalnya Vivo memang mengalami kesulitan saat pertama kali akan memulai semua proses ini. Masalahnya hanya keterbatasan Bahasa. Makanya Elaine menggunakan agen untuk mengurus semua prosesnya melalui situs yang disediakan pemerintah bagi investor asing secara online. (Baca: Buah Paket Ekonomi, Investasi Cina Melonjak 533 Persen)
Kesulitan lain yang dihadapi adalah saat akan mendatangkan teknisi dari negara asalnya untuk melatih pekerjanya di Indonesia. "Sangat susah untuk mendapatkan izin mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA), sangat susah. Ketika kami tanya ke pengacara kami bagaimana caranya urus IMTA, dia bilang pemerintah sangat ketat pada hal itu," ujarnya.
Meski begitu, Elaine sangat mengapresiasi kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), terutama dalam kemudahan investasi. Dia yakin, dengan konsistensi gaya kepemimpinannya saat ini, Jokowi akan dapat membuat perolehan izin untuk berinvestasi di Indonesia semakin lebih mudah.
Secara keseluruhan, Vivo mengakui bahwa proses untuk mengurus semua hal yang dibutuhkan dalam investasi perusahaannya di Indonesia, cukup mudah dan berjalan mulus. Bahkan, jika prosesnya masih tetap seperti ini atau bisa lebih ditingkatkan lagi, Vivo pun tertarik untuk kembali menambah investasinya di Indonesia.
Vivo, produsen telepon genggam asal Cina, menginvestasikan US$ 8 juta atau lebih dari Rp 100 miliar di Indonesia. Perusahaan ini akan membangun pabrik perakitan telepon genggam di Cikupamas, Tangerang, Banten. (Baca: Naik 15 Peringkat, Kemudahan Berbisnis di Indonesia Posisi 91 Dunia)
Investor asal Cina lainnya juga mengakui kemudahan investasi di Indonesia. CEO PT Informasi Pertama Asia Peter Lee mengapresiasi langkah pemerintah yang telah menyederhanakan izin investasi di Indonesia. Namun, dia menilai, masih perlu adanya keterbukaan dan kemudahan yang lebih besar lagi, terutama dalam proses kelengkapan dokumen agar tidak terlalu sulit.
"Secara keseluruhan sudah bagus. Namun, pemerintah Indonesia harus membuat kelengkapan dokumen-dokumen yang dibutuhkan menjadi tidak terlalu sulit," ujar Peter. (Baca: Alasan Bank Dunia Naikkan Peringkat Kemudahan Bisnis Indonesia)