Darmin Minta Masyarakat Tak Pesimistis Tatap Ekonomi 2017
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah bersepakat merevisi asumsi pertumbuhan ekonomi dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa lebih tinggi dari asumsi tersebut.
Optimisme tersebut didukung oleh upaya pemerintah membangun infrastruktur. Dengan begitu, bakal mendongkrak aktivitas perekonomian secara keseluruhan. ”Demand supply (penawaran dan permintaan) juga bisa menaikkan (pertumbuhan ekonomi). Dari mana itu? Ya bangun infrastruktur,” kata Darmin usai rapat dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (14/9).
Menurut dia, pemerintah telah menggalakkan pembangunan infrastruktur sejak dua tahun terakhir dan akan terus melanjutkannya tahun depan. Upaya itu ditambah dengan investasi yang belum melambat, sehingga dapat menjadi pendorong ekonomi.
(Baca juga: Lebih Realistis, Pertumbuhan Ekonomi 2017 Dipangkas Jadi 5,1 Persen)
Karena itu, Darmin meminta masyarakat tak pesimistis melihat ekonomi 2017. "Apakah (pertumbuhan ekonomi 2017) itu 5,1 persen, 5,2 persen, atau 5,3 persen masih terbuka untuk diperdebatkan. Jangan pesimis dulu," katanya. Jadi, "Cukup bendahara negara yang tak optimistis, yang lain bisa sedikit optimistis."
Darmin memaklumi, bendahara negara yaitu Menteri Keuangan memang berusaha memasang target pertumbuhan ekonomi yang realistis. Penyebabnya, perekonomian global belum cukup baik. Tapi, bukan berarti ekonomi tahun depan tidak mungkin tumbuh di atas proyeksi tersebut.
Pada Rabu pekan lalu, Kementerian Keuangan bersama Komisi Keuangan DPR menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2017 sebesar 5,1 persen. Asumsi tersebut lebih rendah dari proyeksi dalam nota keuangan yang disampaikan Presiden Joko Widodo pertengahan Agustus lalu yaitu sebesar 5,2 persen – 5,6 persen. (Baca juga: BI Pangkas Target Pertumbuhan Kredit 2017 Menjadi 11 Persen)
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, laju pertumbuhan ekonomi tertahan oleh perdagangan luar negeri yang kemungkinan belum pulih tahun depan. Pemerintah masih mengandalkan dorongan ekonomi dari internal seperti konsumsi pemerintah, korporasi dan rumah tangga untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. “Jadi menghitung sisi positif dan negatif, saya pikir ada di angka 5,1 persen," katanya.