Pemerintah Genjot Investasi Industri Berorientasi Ekspor
KATADATA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan akan berfokus kepada rencana investasi di industri berorientasi ekspor. Selain itu, kegiatan penanaman modal tahun ini juga diarahkan pada industri substitusi impor.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Tamba Hutapea mengatakan alasan utama memacu dua sektor ini karena selama ini Indonesia praktis mengandalkan bahan baku impor untuk industri. Tamba mencontohkan 95 persen bahan baku industri farmasi masih didatangkan dari luar negeri. (Baca: Investasi Melonjak, Industri Makanan Jadi Penggerak Manufaktur).
“Jadi kami harapkan (investasi) didominasi industri berorientasi ekspor dan substitusi impor,” kata Tamba ketika ditemui di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa, 5 Januari 2016.
Dari sisi nilai, Tamba mentargetkan investasi yang masuk ke dua industri tersebut mencapai Rp 594,8 triliun pada tahun ini. Dengan jumlah tersebut berarti naik 15,1 persen dibanding tahun lalu sebagaimana yang tertuang dalam rencana kerja BKPM. “15 persen itu kita buat secara rata-rata per tahun,” kata Tamba.
Data BKPM menunjukkan ada rencana investasi US$ 200 miliar sejak lima tahun lalu. Pemerintah mendorong para pengusaha yang berminat menanamkan modal ini untuk segera mengurus izin investasi. Dari data terakhir, kata Tamba, sebagaian besar yang telah memperoleh izin memasuki proses lanjutan. Untuk perkebunan, misalnya, masih butuh tiga sampai lima tahun untuk dapat berproduksi. Mereka mesti melalui pembebasan lahan dan penanaman. (Baca juga: Tahun Depan, Realisasi Investasi Luar Jawa Hampir Menyamai Jawa).
Walaupun baru merilis realisasi investasi pada 22 Januari mendatang, BKPM optimistis realisasi investasi tahun lalu melampaui target sebesar Rp 519,5 triliun. Hal itu mengacu pada realisasi investasi hingga kuartal ketiga 2015 yang sudah mencapai 77,1 persen dari target.
Meski demikian, jika dihitung dalam nilai dolar Amerika, sebenarnya realisasi investasi penanaman modal asing yang terkumpul di BKPM lebih rendah 1,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Total realisasi investasi sepanjang Januari hingga September 2015 hanya US$ 21,4 miliar, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya mencapai US$ 21,7 miliar.
“Kalau kami lihat profile-nya (hingga kuartal III), target bisa kami lampaui,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani. (Lihat pula: Pemerintah Gandeng Bank Korea untuk Tarik Investasi).