Siapa Tom Lembong, Menteri Perdagangan yang Baru"
KATADATA ? Ada enam orang yang akan menduduki pos baru menteri setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja, Rabu siang ini (12/8). Mereka adalah Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Rizal Ramli, Menko Politik dan Keamanan Luhut Panjaitan, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Sofyan Djalil, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Lima orang dari enam nama menteri baru tersebut relatif sudah dikenal luas oleh publik dan pernah malang-melintang di birokrasi/pemerintahan. Darmin Nasution adalah bekas Gubernur Bank Indonesia (BI) dan Dirjen Pajak; Rizal Ramli pernah menjabat Menko Perekonomian pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur); Luhut Panjaitan bekas Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Gus Dur dan saat ini Kepala Staf Kantor Kepresidenan; Sofyan sebelumnya menjabat Menko Perekonomian dan Menteri Negara BUMN; dan Pramono pernah menjadi Wakil Ketua DPR periode 2009-2014.
Namun, belum banyak yang mengenal nama Thomas Lembong, atau akrab disapa Tom Lembong. Meski belum pernah menduduki posisi di birokrasi, pengganti Rahmat Gobel sebagai Menteri Perdagangan baru ini sudah dikenal luas oleh para pelaku industri keuangan, baik di Indonesia maupun luar negeri. Saat ini, Tom masih memangku jabatan CEO & Managing Partner Quvat Capital, perusahaan investasi atau pembiak modal (private equity) di negara-negara ASEAN. Quvat mengoleksi sejumlah portofolio saham di sektor keuangan, konsumer, logistik dan lain-lain, seperti Blitz Megaplex.
Sebelumnya, dia pernah bekerja di sejumlah perusahaan keuangan terkemuka, antara lain Deutsche Bank dan Morgan Stanley. Selain itu, penyandang gelar Bachelor of Arts (AB) dari Harvard University pada tahun 1994 ini pernah selama dua tahun menduduki posisi Kepala Divisi Asset Management Investment Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Lalu, Tom menyeberang ke perusahaan investasi Farindo Investments (yang terafiliasi dengan Farallon Capital) yang kemudian membeli mayoritas saham Bank Central Asia (BCA) pada awal tahun 2000-an. Ia juga berperan dalam beberapa akuisisi besar perusahaan tambang di dalam negeri.
Saat penyusunan Kabinet Kerja bulan Oktober tahun lalu, nama Tom Lembong sempat muncul ke permukaan. Ia digadang-gadang sebagai Menteri Keuangan atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Meski akhirnya tidak masuk kabinet kala itu, Tom aktif memberi masukan-masukan soal ekonomi kepada Presiden Jokowi.
Kini, Tom diplot sebagai Menteri Perdagangan yang baru menggantikan Rahmat Gobel. Pergaulan peraih gelar Young Global Leader (YGL) oleh World Economic Forum (Davos) tahun 2008 ini, yang luas di dunia bisnis internasional ini diharapkan bisa memacu aktivitas perdagangan Indonesia. Ini tentu sebuah tugas yang berat di tengah kondisi perlambatan ekonomi dunia, defisit neraca perdagangan dan lesunya sektor usaha di dalam negeri.
Saat dihubungi Katadata melalui telepon, Rabu pagi (12/8), Tom belum mau membahas tugas-tugas barunya sebagai Menteri Perdagangan. ?Saya sedang buru-buru,? katanya.