Pemerintah Turunkan Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jadi 5 Persen
KATADATA ? Pemerintah kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari sebelumnya 5,2 persen menjadi 5 persen hingga 5,2 persen. Berarti, jika dihitung sejak awal tahun ini, sudah tiga kali pemerintah mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015.
Awalnya, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang disetujui bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bulan Januari lalu, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,7 persen. Namun, saat menyampaikan Rancangan APBN 2016 ke DPR akhir Mei lalu, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 menjadi 5,4 persen. Awal Juli lalu, angkanya kembali diturunkan menjadi 5,2 persen.
Kini, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini berkisar 5-5,2 persen lantaran pertumbuhan ekonomi sampai kuartal II-2015 Cuma sebesar 4,67 persen. Angkanya lebih rendah daripada kuartal sebelumnya sebesar 4,71 persen. ?Perkiraan kami di 2015 (pertumbuhan ekonomi) berkisar 5 persen hingga 5,2 persen. Lebih di batas tengah,? kata Bambang di Jakarta, Rabu (5/8).
Faktor utama penyebab melambatnya ekonomi adalah pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menurun dari 5,01 persen pada Kuartal I lalu menjadi 4,97 persen di kuartal II-2015. Namun, Bambang optimistis konsumsi rumahtangga yang masih menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi bakal meningkat di kuartal III. Efek pemberian gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS) dan tunjangan hari raya (THR) akan mengerek konsumsi rumahtangga di kuartal III. Kenaikan pendapatan tidak kena pajak (PTKP) dan harga minyak sawit mentah (CPO) juga diharapkan bisa memacu perekonomian.
Selain komponen belanja rumahtangga, Bambang menilai kenaikan penyerapan belanja pemerintah dapat mengerek pertumbuhan ekonomi. Belanja pemerintah akan ditingkatkan dari posisi per 31 Juli 2015 yang mencapai Rp 913,5 triliun atau 46 persen dari APBN-P 2015.
Di sisi lain, Bambang mengakui, belanja modal pemerintah per 31 Juli lalu masih Rp 38,6 triliun atau 15,3 persen dari alokasi dalam APBN-P 2015 yang sebesar Rp 252,8 triliun. Nilainya lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 40 triliun. Sedangkan belanja barang Rp 70,3 triliun atau hampir sama dengan tahun lalu. Adapun belanja pegawai sebesar Rp 102,9 triliun dan dana bantuan sosial Rp 49,2 triliun.
Bambang menyatakan, pemerintah berusaha mengejar target pertumbuhan ekonomi 5 persen hingga akhir tahun. ?Kalau semester I tumbuh 4,7 persen maka semester II harus 5,3 persen. Kami akan kejar (dengan) segala cara,? katanya.