Ditopang Sentimen Vaksin Covid-19, Rupiah Menguat ke Rp 14.580/US$
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pada perdagangan Kamis (23/7) tercatat menguat 0,48% ke level Rp 14.580 per dolar AS. Penguatan ditopang oleh sentimen positif kemajuan penelitian vaksin virus corona atau Covid-19 di dalam negeri.
Adapun, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah pada level Rp 14.669 per dolar AS, melemah 0,3% dibandingkan level sehari sebelumnya, yakni Rp 14.655 per dolar AS.
Selain rupiah, beberapa mata uang Asia juga tercatat menguat terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong tercatat menguat tipis 0,01%, dan dolar Singapura menguat 0,15%. Kemudian, dolar Taiwan, dan yuan Tiongkok, masing-masing tercatat menguat tipis 0,01% dan 0,08%.
Sementara, yen Jepang dan won Korea Selatan (Korsel) masing-masing melemah 0,01% dan 0,19% terhadap dolar AS. Kemudian, peso Filipina, ringgit Malaysia, dan baht Thailand masing-masing melemah 0,02%, 0,08%, dan 0,19% terhadap dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, penguatan rupiah terhadap dolar AS terjadi karena pasar mengapresiasi perkembangan penelitian vaksin Covid-19 di dalam negeri.
"Pasar mengapresiasi, karena ada kemajuan dalam penelitian vaksin Covid-19," kata Nafan kepada Katadata.co.id, Kamis (23/7).
Seperti diketahui, sebanyak 2.400 vaksin Covid-19 dari perusahaan asal Tiongkok, Sinopec Biotech Ltd tiba di Indonesia pada Minggu (19/7). Vaksin ini akan menjalani uji klinis, yang akan dilakukan oleh PT Bio Farma di Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung pada Agustus 2020.
Selain Bio Farma, PT Kalbe Farma Tbk juga memiliki kandidiat vaksin Covid-19 dengan menggandeng perusahaan asal Korsel, Genexine Inc. Vaksin yang dikembangkan, diberi nama GX-19.
Rencananya, vaksin tersebut akan dibawa ke Indonesia untuk menjalani uji klinis lanjutan pada September 2020. Uji klinis untuk GX-19 akan melibatkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Dari eksternal, penguatan nilai tukar rupiah ditopang oleh sentimen positif stimulus moneter hasil kesepakatan komprehensif Uni Eropa.
Para pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa diketahui menyepakati alokasi anggaran sebesar 750 miliar euro untuk memulihkan perekonomian yang terdampak pandemi corona.
"Pasar juga mengapresiasi tingkat kepercayaan konsumsi di Jerman yang semakin membaik," kata Nafan.