Rupiah Menguat ke 14.505 per Dolar AS Terimbas Rencana Stimulus AS
Nilai tukar rupiah pada perdagangan pasar spot pagi ini, Selasa (28/7) dibuka menguat 0,51% ke level Rp 14.460 per dolar Amerika Serikat. Rupiah terimbas sentimen positif rencana tambahan stimulus AS sebesar US$ 1 triliun.
Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak melemah ke posisi US$ 14.505 per dolar AS hingga pukul 09.45 WIB. Mayoritas mata uang Asia pun menguat pagi ini.
Yen Jepang naik 0,02%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,12%, dolar Taiwan 0,46%, won Korea Selatan 0,34%, peso Filipina 0,17%, yuan Tiongkok 0,07%, ringgit Malaysia 0,12%, dan baht Thailand 0,15%.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan aset berisiko di pasar keuangan terlihat menguat seperti indeks saham Asia, mata uang utama dunia, dan emerging markets pagi ini. "Penguatan aset berisiko ini didukung oleh faktor rencana stimulus fiskal AS senilai US$ 1 triliun untuk membantu perekonomian AS yang tertekan karena pandemi," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (28/7).
Partai Republik di Senat AS kemarin mengumumkan proposal paket bantuan virus corona senilai US$ 1 triliun yang disepakati dengan Gedung Putih. Langkah ini diharapkan bisa membuka jalan negosiasi dengan Partai Demokrat terkait rencana bantuan tunjangan pengangguran bagi jutaan warga AS yang berakhir pekan ini.
Stimulus ini akan difokuskan untuk mengembalikan anak-anak ke sekolah, karyawan ke pekerjaannya dan mendukung perawatan kesehatan dalam melawan penyakit yang telah menewaskan 150 ribu orang di AS.
Di sisi lain, Tjendra mengungkapkan bahwa laporan kemajuan vaksin Moderna dan Pfizer juga menjadi pendorong penguatan aset berisiko termasuk rupiah. "Vaksin diperkirakan bisa digunakan di akhir tahun," ujarnya.
Produsen obat asal Amerika Serikat, Moderna Inc mengumumkan dimulainya uji coba tahap akhir skala besar pada vaksin Covid-19. Perjabat AS dan perusahaan pun memastikan vaksin ini dapat siap digunakan secara luas pada akhir tahun ini.
Dikutip dari Reuters, uji coba ini adalah studi tahap akhir pertama di bawah pemerintahan Donald Trump. Uji coba dilakukan pada 30 ribu subjek untuk memastikan vaksin aman dan bekerja efektif.
Sementara itu, Pfizer Inc dan Johnson & Johnson juga meluncurkan uji klinis tahap lanjut bulan ini untuk kandidat vaksin Covid-19 mereka. Pembuat obat Inggris AstraZeneca Plc mengatakan akan memulai uji coba besar-besaran di AS musim panas ini dari vaksinnya yang sedang dikembangkan dengan para peneliti Universitas Oxford.
Dengan demikian, ia menyebut tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terlihat naik kembali ke area 0,61%, setelah sebelumnya bergerak di bawah 0,60%. Ini mengindikasikan pasar kembali masuk ke aset berisiko.
Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS terlihat melemah 0,07% ke level 93,59. Tjendra pun memperkirakan rupiah menguat di antara Rp 14.450-14.600 per dolar AS.