Pemerintah Jaga Aktivitas Ekonomi Agar Pertumbuhan Kuartal III Positif
Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sulit kembali positif pada kuartal III 2020 jika masih banyak masyarakat yang enggan beraktivitas di luar rumah lantaran takut tertular Covid-19.
Pasalnya hal ini membuat aktivitas ekonomi menurun drastis. "Kita tahu pertumbuhan ekonomi ini susah, di semua negara susah," kata Budi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (29/7).
Terlebih pemerintah telah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini terkontraksi cukup dalam. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua bisa mencapai -4,3%.
Walau demikian, Budi menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III bisa didorong tidak negatif atau setidaknya berada di posisi 0% jika aktivitas ekonomi dapat dibuka kembali. Namun, pemerintah harus memastikan masyarakat aman dari corona ketika beraktivitas di luar rumah.
Apalagi kasus corona di Indonesia terus bertambah setiap harinya. Hingga Rabu (29/7), total kasus corona di Indonesia sebanyak 104.432 orang. Ada tambahan 2.381 orang yang diketahui tertular corona pada hari ini.
"Kalau rasa aman ini kembali, orang akan berani keluar lakukan kontak fisik dan kegiatan ekonomi berputar," kata Budi.
Atas dasar itu, pemerintah bakal berfokus mendorong masyarakat untuk bisa disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Menurut Budi, penerapan jaga jarak, pakai masker, dan mencuci tangan secara disiplin penting dalam mengurangi risiko penularan corona.
Hal tersebut lantas akan meningkatkan rasa aman di tengah masyarakat saat pandemi corona. Mereka pun dapat memulai aktivitas dan kembali menggerakkan roda perekonomian.
"Kalau kita terlalu berani beraktivitas tanpa memperhatikan aspek kesehatan tadi, itu sama saja gasnya terlalu besar. Akibatnya apa? Kita mesti mundur jauh ke belakang," kata dia.
Adapun, Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi akan mendukung upaya mendorong penerapan protokol kesehatan yang lebih disiplin dengan sejumlah stimulus fiskal. Menurut Budi, pemerintah sudah menggelontorkan stimulus untuk penanganan corona dan pemulihan ekonomi nasional hingga Rp 695 triliun.
Budi mengatakan, anggaran tersebut belum terpakai semuanya. "Jadi kita masih memiliki ruang yang cukup banyak untuk bisa memberikan stimulus fiskal demi mengganjal kelambatan ekonomi karena memang tidak adanya kontak fisik akibat pandemi," katanya.