Ekonomi RI Diramal Tumbuh Negatif, Rupiah Melemah 0,03% ke 14.605/US$

Agatha Olivia Victoria
3 Agustus 2020, 09:47
Ilustrasi, uang rupiah dan dolar AS. Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,03% di level Rp 14.605 per dolar AS.
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Ilustrasi, uang rupiah dan dolar AS. Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,03% di level Rp 14.605 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan pasar spot pagi ini, Senin (3/8) dibuka melemah tipis 0,03% ke level Rp 14.605 per dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupiah terjadi karena sentimen pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi negatif, serta dipengaruhi sentimen resesi ekonomi AS.

Selain rupiah, mayoritas nilai tukar mata uang Asia tercatat melemah terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, yen Jepang melemah 0,19%, dolar Singapura melemah 0,11%, won Korea Selatan melemah 0,23%, peso Filipina melemah 0,12%, dan yuan Tiongkok melemah tipis 0,02%.

Sementara, nilai tukar baht Thailand dan rupee India tercatat menguat terhadap dolar AS, masing-masing 0,12% dan 0,05%. Sementara nilai tukar dolar Hong Kong dan ringgit Malaysia terhadap dolar AS stagnan masing-masing di level.

Pergerakan harian rupiah dalam sepekan bisa dilihat dalam grafik Databoks berikut ini:

Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan, nilai tukar rupiah melemah karena pasar tengah menanti rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 5 Agustus 2020. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 diprediksi terkontraksi di kisaran minus 4,7%.

"Perkiraan pertumbuhan negatif ini disebabkan karena pengurangan aktivitas perekonomian secara keseluruhan," kata Josua, kepada Katadata.co.id, Senin (3/8).

Selain itu, nilai tukar rupiah cenderung melemah akibat dampak dari sentimen resesi AS. PDB Negeri Paman Sama pada kuartal II 2020 tercatat anjlok sebesar minus 32,9%. "AS resmi mencatatkan resesi ekonomi, dan tercatat sebagai kontraksi terdalam sepanjang sejarah karena konsumsi terpukul pandemi virus corona atau Covid-19," ujarnya.

Anjloknya pertumbuhan ekonomi AS dipengaruhi oleh terpukulnya konsumsi rumah tangga yang turun 25%. Padahal sumbangannya terhadap PDB AS mencapai 67%.

Tingkat konsumsi AS di kuartal II lebih rendah dibandingkan kuartal I yang sebesar 7,6%. Penyebabnya adalah kebijakan karantina wilayah atau lockdown oleh pemerintah AS sejak Maret lalu. Pada kuartal I konsumsi barang tahan lama anjlok 16,1% dan konsumsi jasa anjlok 10,2%.

Penyebab lainnya adalah karena jumlah pengangguran yang tinggi. Data Biro Statistik Tenaga Kerja AS menyatakan tingkat pengangguran Juni sebesar 11,1% atau terbesar sejak 1940.

Departemen Ketenagakerjaan AS juga mencatat 1,5 juta orang telah mendaftar untuk mendapatkan stimulus pengangguran per Juni. Lebih tinggi dibandingkan rekor sebelumnya sebanyak 700 ribu orang pada 1982.

Sentimen tersebut, turut mengerek dolar AS melemah pada pekan lalu. Namun saat berita ini ditulis, indeks dolar AS menguat 0,22% ke level 93,55. Dolar AS juga perkasa terhadap euro 0,07%, dolar Australia 0,11%, dan franc Swiss 0,22%.

Josua memperkirakan, nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.650-14.775 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Reporter: Agatha Olivia Victoria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...