Rupiah Melemah ke 14.625/US$ meski Cadangan Devisa Juli Cetak Rekor
Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini di pasar spot melemah 0,27% ke posisi Rp 14.625 per dolar AS. Data cadangan devisa Juli yang meningkat menjadi US$ 135,1 miliar, rekor tertinggi sepanjang sejarah tak mampu membawa rupiah ke zona hijau.
Kurs referensi Jakarta Interbank Dolar Spot yang dirilis BI pukul 10.00 WIB juga menempatkan rupiah melemah ke posisi Rp 14.647 per dolar AS dari posisi sehari sebelumnya Rp 14.587 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia turut bergerak melemah terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, baht Thailand melemah 0,16%, yuan Tiongkok 0,06%, rupee India 0,01%, won Korea Selatan 0,09%, dolar Singapura 0,18%, dan yen Jepang 0,09%. Sementara itu, ringgit Malaysia menguat 0,04%, peso Filipina naik 0,02%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Pergerakan rupiah, antara lain dipengaruhi oleh aliran keluar masuk modal asing. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia menyebut, aliran modal asing pada sepekan ini atau sejak 3 hingga 6 Agustus mencatatkan jual bersih sekitar Rp 890 miliar. Secara perinci, asing tercatat mencatatkan jual bersih di pasar saham sebesar Rp 1,97 triliun, tetapi masih membukukan beli bersih pada pasar surat berharga negara sebesar Rp 1,08 triliun.
"Berdasarkan data setelmen selama 202o, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp143,72 triliun," ujar Onny dalam siaran pers Bank Indonesia, Jumat (7/8).
Yield surat berharga negara untuk tenor 10 tahun turun ke levelo 6,76%, sedangkan yiled surat berharga AS untuk tenor yang sama naik ke level 0,536%. Di sisi lain, premi risiko Indonesia atau credit default swaps untuk tenor 5 tahun turun ke 106,81 bps per 6 Agustus 2020 dari 113,65 bps per 31 Juli 2020.
Bank Indonesia pada hari ini juga mengumumkanposisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2020 meningkat menjadi US$ 135,1 miliar. Posisi tersebut menunjukkan kenaikan cadangan devisa melonjak US$ 3,4 miliar dari US$ 131,7 miliar pada Juni 2020.
Kenaikan ini membuat cadangan devisa akhir Juli 2020 menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah yang tercatat pada Januari 2018 yang mencapai US$ 132 miliar.