Sri Mulyani: Ekonomi Islam Berperan Pulihkan Ekonomi selama Pandemi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi Islam berperan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) imbas pandemi corona. Ini dikarenakan dalam konsep ekonomi tersebut mengandung nilai solidaritas sosial, adil, kolaborasi, serta setara untuk semua.
"Itu semua yang pokok, bahkan lebih penting dan menjadi lebih relevan ketika menghadapi Covid-19 karena pandemi ini tidak hanya ditangani satu pihak, pemerintah saja," katanya dalam webinar internasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Jakarta, Kamis (20/8).
Ketua Umum IAEI periode 2019-2023 itu menyebutkan instrumen ekonomi Islam seperti zakat, infaq, dan wakaf memiliki peran penting. Sebab, ketika pandemi mampu memperkuat solidaritas sosial dan membantu masyarakat yang membutuhkan.
Pemerintah, dapat melakukan perannya dengan dibantu partisipasi masyarakat dalam membantu serta mendukung masyarakat miskin.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berharap, di masa pandemi saat ini bisa menjadi momentum ekonomi Islam mengambil peran. Hal ini salah satunya di industri farmasi untuk menerapkan aspek halal untuk vaksin.
Dalam hal makanan halal, pemerintah turut memberikan kesempatan kepada industri mengembangkan produk dengan gaya hidup sehat.
Sedangkan, di industri finansial, sistem perbankan syariah memiliki daya tahan selama krisis virus corona. Sistem ini mengadopsi dan melaksanakan nilai yang adil dan transparan yang diharapkan bisa secara konsisten diimplementasikan.
Sri Mulyani menambahkan pemerintah mendukung sistem perbankan melalui UU Nomor 2 Tahun 2020 untuk memastikan stabilitas sistem keuangan Indonesia dan bekerja sama dengan Bank Indonesia agar mampu menciptakan stabilitas, mendukung kebijakan fiskal, dan moneter.
Dalam mendukung pembiayaan, pemerintah juga menerbitkan instrumen berbasis syariah yakni sukuk yang banyak diminati investor dalam dan luar negeri.
Menkeu menyebut diversifikasi instrumen pembiayaan dilakukan pemerintah yang berdasarkan hukum syariah untuk pembiayaan kreatif, contohnya dalam membangun universitas Islam di Tanah Air bersumber dari sukuk.
Islamic Finance Development Report 2018 dari Thomson Reuters menunjukkan Indonesia masuk dalam daftar sepuluh negara dengan pasar keuangan syariah yang tumbuh pesat di dunia. Indonesia berada di peringkat ke-10 dari 131 negara dalam Islamic Finance Development Index 2018 dengan skor 50.
Adapun Malaysia menduduki peringkat pertama di dalman daftar ini dengan skor 132. Posisi kedua ditempati Bahrain dengan skor 74. Uni Emirat Arab di posisi ketiga dengan skor 71. Pakistan di posisi keempat dengan skor 59 sedangkan Arab Saudi di posisi kelima dengan skor 56.
Detailnya bisa dilihat dalam databoks berikut: