Pariwisata Belum Pulih, Kunjungan Turis Asing ke RI Masih Anjlok 89%
Badan Pusat Statistik melaporkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia bulan Januari 2021 hanya mencapai 141.264 kunjungan. Angka tersebut turun 89,05% dari Januari 2020 yang sebesar 1,29 juta kunjungan dan 13,9% dari Desember 2020 yaitu 164.079.
Kepala BPS Suhariyato mengatakan bahwa pergerakan angka wisman masih kurang menggembirakan. "Dengan angka itu sektor pariwisata masih membutuhkan waktu yang panjang untuk pemulihan dari pandemi," ujar Suhariyanto dalam Konferensi Pers Pariwisata dan Transportasi Nasional Januari 2021, Senin (1/3).
Wisman yang berkunjung ke Indonesia melalui pintu masuk udara tercatat sebanyak 1.724 kunjungan, pintu masuk laut 44.467, dan pintu masuk darat 95.320.Berdasarkan pintu masuk udara, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bulan Januari 2021 turun signifikan 99,79% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman Januari 2020.
Kunjungan melalui seluruh pintu masuk udara menurun, bahkan penurunan di sebagian besar bandara mencapai 100% seperti di Bandara Husein Sastranegara-Jawa Barat, Bandara Adi Sucipto-Daerah Istimewa Yogyakarta, Bandara Minangkabau-Sumatera Barat, Bandara Iskandar Muda-Aceh, Bandara Ahmad Yani-Jawa Tengah, Bandara Supadio-Kalimantan Barat, Bandara Sultan Hasanuddin-Sulawesi Selatan, dan Bandara Sultan Badaruddin II-Sumatera Selatan.
Jumlah kunjungan wisman dari pintu masuk udara juga menurun 92,69% terhadap jumlah kunjungan wisman pada Desember 2020 yang tercatat 23.599. Penurunan tertinggi terjadi di Bandara Ngurah Rai-Bali yakni 98,43%
Dilihat dari pintu masuk laut, jumlah kunjungan wisman turun tajam 85,9% dari 313.541 kunjungan pada Januari 2020 menjadi 44.220 pada Januari 2021. Sama seperti pintu masuk udara, penurunan juga terjadi di seluruh pintu masuk laut.
Penurunan 100% tercatat di beberapa pelabuhan, seperti di Pelabuhan Tanjung Uban, Pelabuhan Tanjung Pinang, dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun-Kepulauan Riau. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jumlah kunjungan wisman menurun tipis sebesar 0,56%. Persentase penurunan tertinggi terjadi di Pelabuhan Tanjung Uban-Kepulauan Riau sebesar 100%, diikuti oleh Pelabuhan Tanjung Benoa-Bali yang tercatat sebesar 65,22%.
Dari pintu masuk darat, jumlah kunjungan wisman bulan Januari 2021 turun sebanyak 38,51% dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada bulan Januari 2020 yang tercatat sebanyak 155.019 kunjungan. Pintu masuk Jayapura-Papua dan pintu masuk Nanga Badau-Kalimantan Barat merupakan pintu masuk dengan penurunan tertinggi yaitu 100%.
Penurunan jumlah kunjungan wisman yang datang melalui pintu darat juga terjadi sebesar 0,72% dari 96.013 pada Desember 2020 menjadi 95.320 kunjungan pada bulan lalu. Penurunan tertinggi tercatat di pintu masuk Jayapura-Papua sebesar 100%, diikuti oleh pintu masuk Atambua-Nusa Tenggara Timur 69,23%.
Menurut kebangsaan, penurunan tertinggi jumlah kunjungan wisman bulan Januari 2021 terhadap bulan Januari 2020 tercatat pada wisman yang datang dari wilayah Timur Tengah dengan persentase sebesar 99,13%. Sementara penurunan paling rendah terlihat pada wisman yang datang dari wilayah Asia di luar ASEAN sebesar 82,66%.
Sedangkan, jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada bulan Desember 2020, penurunan tertinggi tercatat pada wisman yang datang dari wilayah Eropa sebesar 68,95% dan penurunan terendah tercatat pada wisman yang datang dari wilayah Asia di luar ASEAN sebesar 15,6%. Di sisi lain, wisman yang datang dari wilayah ASEAN justru meningkat sebesar 2,14%.
Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance Esther Sri Astuti memperkirakan sektor pariwisata paling cepat baru akan pulih pada tahun depan. "Kementerian Kesehatan saja butuh waktu dua tahun untuk bisa menyelesaikan vaksinasi bagi seluruh penduduk Indonesia," ujar Esther kepada Katadata.co.id, Senin (1/3).
Sektor pariwisata, menurut dia, sangat berhubungan dengan mobilitas manusia. Sementara, Covid-19 membuat mobilitas manusia terbatas karena kekhawatiran terjangkit virus mematikan tersebut.
Esther menilai sektor pariwisata baru bisa kembalu normal jika pandemi usai. Maka dari itu, saat ini pemberian insentif pariwisata belum tepat. "Tentunya akan sia-sia saja," kata dia.