Sri Mulyani Beberkan Keunggulan Pemulihan Ekonomi RI Dibandingkan AS
Seluruh negara saat ini sedang memerangi penyebaran pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian. Namun, tak banyak yang melakukannya sambil memperbaiki fundamental ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang berusaha mereformasi perekonomian sambil menangani pandemi. "Ini yang bagus dari negara kita," kata Sri Mulyani dalam acara Indonesia Data and Economic Conference 2021 yang bekerja sama dengan Barito Pacific, Kamis (25/3).
Ia menjelaskan, Indonesia tetap menyelesaikan Undang-Undang Cipta Kerja untuk memperbaiki fundamental ekonomi agar tercipata kenyamanan berbisnis meski ada Covid-19. Menurut dia, sangat sedikit pemerintahan negara lain yang melakukan hal ini.
Bendahara Negara ini pun membandingkan dengan kondisi Amerika Serikat yang hingga kini masih berdebat dengan kewajiban menggunakan masker. "Sudah tahun kedua Covid-19 dan ratusan ribu orang meninggal, mereka masih saja begitu," ujarnya.
Padahal, menurut dia, warga AS bukan merupakan orang yang terbelakang. Negeri Paman Sam memiliki teknolologi, infrastruktur, dan uang yang sangat banyak.
Selain UU Cipta Kerja, Sri Mulyani menyebutkan bahwa pemerintah berusaha menyehatkan Badan Usaha Milik Negara yang sedang sakit. Lembaga Pengelola Investasi pun didirikan sebagai bagian dari amanat UU Cipta Kerja untuk mengundang pembiayaan ekuitas lebih banyak. "Waktu ini diceritakan ke dunia internasional, mereka sangat kagum aja gitu," katanya.
Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia Teuku Riefky berpendapat, reformasi yang dilakukan di Indonesia lebih banyak ketimbang AS selama pandemi. Reformasi yang dilakukan meliputi anggaran yang dibuat jauh lebih efisien hingga birokrasi dengan diterbitkannya UU Cipta Kerja dan sedang disusunnya Omnibus Law Sektor Keuangan.
"Hal ini dapat terjadi karena memang kita memiliki pemerintahan yang terhitung lebih serius ketimbang AS selama Covid-19," ujar Riefky kepada Katadata.co.id, Kamis (25/3).
Indonesia, menurut dia, mampu menyusun banyak perubahan fundamental di tengah pandemi. Sementara, ketidakstabilan domestik justru banyak terjadi di AS selama pandemi, terutama saat dipimpin Donald Trump.
Namun, Riefky mengatakan, ruang perbaikan di Indonesia memang lebih banyak ketimbang AS, terutama dari segi birokrasi. AS saat ini sudah jauh lebih dewasa dan berkembang dari segi fundamental dan birokrasinya.
Kendati demikian, AS saat ini mulai melakukan perubahan fundamental usai terpilihnya Presiden Joe Biden. Pemulihan negeri tersebut pun menjadi lebih konkrit dengan dipilihnya pejabat yang kompeten dan paket stimulus yang masif.
Adapun reformasi secara fundamental dan birokrasi di Tanah Air, menurut dia, akan memperbaiki kondisi ekonomi dalam jangka panjang. Ini karena perubahan yang dilakukan menyasar kondisi struktural seperti omnibus law dan LPI. "Kita harapkan kedepannya ini juga didukung oleh proses implementasi kebijakan-kebijakan tersebut secara optimal," ujar dia.
The pandemic has led Indonesia to revisit its roadmap to the future. This year, we invite our distinguished panel and audience to examine this simple yet impactful statement:
Reimagining Indonesia’s Future
Join us in envisioning a bright future for Indonesia, in a post-pandemic world and beyond at Indonesia Data and Economic Conference 2021. Register Now Here!