Cadangan Devisa Diproyeksi Cetak Rekor, Rupiah Menguat ke 14.522/US$

Agatha Olivia Victoria
5 April 2021, 10:21
cadangan devisa, rupiah, rupiah menguat, kurs rupiah, nilai tukar
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Ilustrasi. Rupiah pagi ini menguat terhadap dolar AS bersama mayoritas mata uang Asia.

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,03% ke level Rp 14.520 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini, Senin (5/4).  Rupiah perkasa seiring ramalan  cadangan devisa pada Maret 2021 yang kembali mencetak rekor tertinggi. 

Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak melemah tipis dari posisi pembukaan ke Rp 14.522 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB. Mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,09%, dolar Singapura 0,06%, dolar Taiwan 0,05%, won Korea Selatan 0,01%, peso Filipina 0,04%, dan rupee India 0,16%. Sementara dolar Hong Kong turun 0,01%, yuan Tiongkok 0,03%, ringgit Malaysia 0,06%, dan baht Thailand 0,11%.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji memperkirakan cadangan devisa pada Maret 2021 akan mencapai US$ 139 miliar. "Ini memberikan katalis positif bagi rupiah," kata Nafan kepada Katadata.co.id, Senin (5/4).

Bank Indonesia akan merilis posisi cadangan devisa Maret 2021 pada Rabu (7/4). Cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2021 tercatat sebesar US$ 138,8 miliar, meningkat dari  posisi pada akhir Januari 2021 sebesar US$ 138 miliar. Kenaikan cadangan devisa ini ditopang oleh penarikan pinjaman pemerintah dan penerimaan pajak.

Nafan menyebutkan bahwa pergerakan rupiah pada grafik harian secara teknikal memperlihatkan  pola bearish pin bar. Grafik tersebut mengindikasikan  potensi apresiasi rupiah terhadap dolar AS. "Untuk rentangnya ada di antara Rp 14.480 - 14.590 per dolar AS," ujarnya.

Kendati demikian, ia mememproyeksi penguatan rupiah akan relatif terbatas jika hasil US ISM Services PMI dan Final Services PMI di atas ekspektasi pasar. Data tersebut akan mendorong penguatan  dolar AS.

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS melemah 0,08% ke level 92.94. Mata uang Negeri Paman Sam terlihat melemah terhadap mayoritas mata uang utama seperti euro, pound INggris, dolar Australia, dan dolar Kanada. 

Meski demikian, Analis Monex Investindo Futures Faisyal memperkirakan rupiah berpeluang melemah pada awal pekan ini di balik outlook menguatnya dolar AS. "Seiring pasar yang tampaknya mempertimbangkan data tenaga kerja AS periode Maret yang dirilis hari Jumat lalu," ujar Faisyal kepada Katadata.co.id, Senin (5/4).

Jumlah tenaga kerja AS di luar sektor pertanian bertambah 916 ribu. Tingkat pengangguran juga menurun menjadi 6%. Data-data tersebut, menurut Faisyal, memperlihatkan cerahnya masa depan ekonomi AS.

Selain itu, Faisyal menilai, ekonomi Negeri Paman Sam  saat ini juga masih ditopang oleh guyuran stimulus besar dan upaya vaksinasi yang agresif dari pemerintah AS. "Untuk potensi rentang hari ini terlihat di antara Rp 14.360 - 14.500 per dolar AS," katanya.

Menutup kuartal pertama tahun ini, kurs rupiah kian melemah ke posisi Rp 14.525 per dolar AS. Rupiah telah kehilangan hampir 500 poin dalam tiga bulan pertama tahun ini dan masih berpotensi melemah memasuki kuartal kedua.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Hariyadi Ramelan menjelaskan, salah satu yang paling dominan adalah faktor eksternal, yakni penguatan dolar AS secara luas. Selain itu, menurut dia, pelemahan rupiah dipicu kebutuhan dolar AS yang tinggi dalam jangka pendek oleh korporasi dan aksi investor menyeimbangkan kembali instrumen portofolio pada akhir bulan.

"Pelemahan Rupiah sejalan dengan nilai tukar negara utama lain, seperti euro, poundsterling, yen, dan nilai tukar regional seperti won Korea, baht Thailand, ringgit Malaysia, dan yuan China," ujar Hariyadi kepada Katadata.co.id, Kamis (31/3).

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...