IMF Kerek Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini jadi 6%

Agatha Olivia Victoria
7 April 2021, 11:10
imf, pertumbuhan ekonomi global, ekonomi global
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ilustrasi. IMF menilai pemulihan ekonomi akan berbeda antar negara dan sektor.

Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global  lebih baik dari ramalan pada Januari sebesar 5,5% menjadi 6%. Prospek ekonomi diyakini lebih baik seiring tambahan dukungan fiskal dari berbagai negara besar, vaksinasi, dan berlanjutnya adaptasi aktivitas ekonomi terhadap Covid-19.

Dalam laporan World Economic Outlook Managing Divergent Recoveries yang dirilis  Selasa (6/4), IMF menilai pemulihan ekonomi akan berbeda antar negara dan sektor. Hal ini mencerminkan variasi gangguan yang disebabkan pandemi dan tingkat dukungan kebijakan. Prospek pertumbuhan ekonomi tiap negara tidak hanya bergantung pada hasil pertempuran antara virus dan vaksin, tetapi juga bergantung pada seberapa efektif kebijakan ekonomi yang diterapkan.

Peningkatan prospek ekonomi AS menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi negara maju IMF memproyeksi ekonomi AS tumbuh 6,4% pada tahun ini, melesat dari proyeksi Januari sebesar 1,3%.

Di sisi lain, prospek ekonomi negara maju lainnya seperti Jerman, Prancis, dan Jepang tak menunjukkan perbaikan. Dengan demikian, lembaga itu memperkirakan ekonomi negara maju akan tumbuh menjadi 5,1%, naik dari perkiraan sebelumnya 4,3%.

Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi negara pasar berkembang dan ekonomi berkembang tahun ini naik dari 6,3% menjadi 6,7%. Kelompok negara ini dinilai mengalami pukulan yang paling dalam akibat virus corona.

Negara-negara yang bergantung pada pariwisata dan ekspor komoditas akan sangat terpukul karena pandemi. Apalagi, jika negara tersebut memiliki ruang kebijakan yang terbatas. Banyak dari negara-negara ini yang tengah mengalami kegentingan krisis fiskal.

Maka dari itu, IMF mengingatkan kerja sama internasional yang kuat sangat penting untuk dilakukan di tengah krisis. Negara pasar berkembang dan negara berkembang, serta negara berpenghasilan rendah harus terus mempersempit kesenjangan antara standar hidup mereka dengan negara-negara berpenghasilan tinggi.

"Kecukupan produksi vaksin harus terus dipastikan dengan distribusi universal dengan harga yang terjangkau. Ini termasuk pendanaan yang cukup untuk fasilitas vaksin COVAX sehingga semua negara bisa dengan cepat dan tegas mengalahkan pandemi,"  demikian tertulis dalam laporan IMF.

IMF juga mengingatkan prospek global masih sangat tidak pasti setelah satu tahun pandemi. Mutasi virus baru dan peningkatan jumlah korban kematian menimbulkan kekhawatiran, meski ada sentimen positif dari vaksinasi.  Adapun ketidakpastian yang tinggi berpotensi menyebabkan kerusakan yang timbul terhadap ekonomi lebih tahan lama dibandingkan krisis-krisis sebelumnya.

Komunitas internasional juga perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa ekonomi yang dibatasi secara finansial memiliki akses yang memadai kepada likuiditas internasional. Dengan begitu,  mereka dapat melanjutkan perawatan kesehatan yang dibutuhkan, sosial lainnya, dan belanja infrastruktur untuk pembangunan dan konvergensi ke tingkat pendapatan per kapita yang lebih tinggi.

Organisasi Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sebelumnya  juga meningkatkan  prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari 4,2% pada proyeksi Januari lalu menjadi 5,6%. Dalam outlook yang dirilis OECD pada bulan Maret, prospek yang lebih baik didukung oleh peluncuran vaksin dan stimulus pemerintah AS. Namun, lembaga ini mengingatkan prospek pertumbuhan ekonomi akan sangat bervariasi antar negara dan sektor, serta bergantung pada progres vaksinasi.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia turut ditingkatkan lembaga yang bermarkas di Paris tersebut dari 4% menjadi 4,9%. Kebangkitan perdagangan global diyakini bakal mendorong peningkatan ekspor dan konsumsi Indonesia. Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria menjelaskan, pemulihan ekonomi akibat guncangan Covid-19 akan terjadi secara bertahap. "Pemulihan bergantung pada perbaikan sistem kesehatan," ujar Angel dalam Konferensi Pers Peluncuran OECD Economics Survey of Indonesia 2021 secara virtual, Kamis (18/3).

Pemulihan ekonomi juga bergantung pada dukungan bagi rumah tangga dan perusahaan. Masih banyak rumah tangga dan sektor yang rentan akibat pandemi.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...