Investor Khawatir Kasus Covid-19 di Dunia Melonjak, Rupiah Makin Loyo

Agatha Olivia Victoria
21 April 2021, 10:00
Pasar Khawatir Kasus Covid-19 Global Melonjak, Rupiah Loyo
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Petugas menunjukkan angka pada kalkulator di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020).

Nilai tukar rupiah melemah 0,19% ke level Rp 14.525 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan pasar spot Pagi ini (21/4). Mata uang Garuda loyo karena pasar khawatir kasus Covid-19 secara global melonjak.

Mayoritas mata uang Asia pun melemah. Dikutip dari Bloomberg, dolar Hong Kong turun 0,01%, won Korea Selatan 0,5%, peso Filipina 0,1%, rupee India 0,01%, yuan Tiongkok 0,03%, ringgit Malaysia 0,02%, dan baht Thailand 0,23%.

Sedangkan yen Jepang menguat 0,18%, dolar Singapura 0,05%, dan dolar Taiwan 0,11%.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, naiknya kasus positif virus corona di dunia memicu kekhawatiran pasar. "Dengan demikian, minat terhadap aset berisiko berkurang dan menahan laju penguatan rupiah," kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (21/4).

Dikutip dari Worldometers, kasus positif corona di dunia bertambah 6.344 menjadi 143,54 juta pada Pukul 09.10 WIB. Angka kematian menyentuh 3,06 juta, sementara yang sembuh 122,15 juta.

AS masih menjadi negara dengan kasus tertinggi yakni 32,54 juta. Disusul oleh India, Brazil, Prancis, dan Rusia.

Sedangkan Indonesia berada di posisi 18 dengan 1,61 juta kasus positif. Angka kematian 43.777 dan 1,47 juta orang pulih.

Selain itu, Ariston menilai bahwa pemulihan ekonomi Indonesia belum stabil. Ini menjadi salah satu faktor penekan rupiah.

Belum semua indikator ekonomi menunjukkan perbaikan, seperti data penjualan ritel yang masih turun. "Padahal konsumsi merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi," ujar dia.

Kendati begitu, ia memperkirakan mata uang Garuda bisa kembali menguat ke Rp 14.460 dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.550 per dolar AS. Penyebabnya, imbal hasil atau yield obligasi AS tenor 10 tahun kembali terkoreksi ke 1,55% pada perdagangan kemarin.

Di sisi lain, ekspektasi positif terhadap pemulihan perekonomian global karena membaiknya data-data ekonomi bisa membantu penguatan kurs Garuda. "Di internal, beberapa indikator seperti aktivitas manufaktur, tingkat keyakinan konsumen, dan neraca dagang sudah menunjukkan perbaikan," katanya.

Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan menilai, rupiah bisa melanjutkan penguatan terhadap dolar AS karena sentimen positif dari hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI). "BI mempertahankan suku bunga acuan di level 3.5%," ujar Ahmad kepada Katadata.co.id, Rabu (21/4).

Keputusan tersebut sejalan dengan upaya menjaga stabilitas rupiah seiring volitalitas yang terjadi di pasar keuangan global, meski inflasi diprediksi tetap rendah. Sejak awal April, rupiah rata-rata terdepresiasi 1,16% dan 0,15% secara point to point dibandingkan bulan lalu. Dibandingkan akhir tahun lalu, rupiah terdepresiasi 3,42%.

Selain itu, outlook pertumbuhan ekonomi global yang berangsur pulih menjadi katalis positif bagi pergerakan rupiah. Mata uang Garuda juga diuntungkan oleh dolar AS yang terus tertekanan di tengah penurunan tingkat imbal hasil obligasi AS.

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turun 0,06% ke level 91.18. Dengan demikian, Ahmad memproyeksikan rentang perdagangan rupiah hari ini berada di kisaran Rp 14.550-Rp 14.450 per dolar AS.

Reporter: Agatha Olivia Victoria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...