Upah Buruh per Februari Rp 2,86 Juta, Masih di Bawah Sebelum Pandemi
Badan Pusat Statistik mencatat rata-rata upah buruh nasional pada Februari 2021 mencapai Rp 2,86 juta per bulan. Angka tersebut turun dibandingkan Februari 2020 yang mencapai Rp 2,91 juta tetapi naik dibanding Agustus 2020 Rp 2,76 juta.
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, upah buruh nasional memang belum sepenuhnya pulih. "Ini merupakan salah satu alasan kenapa konsumsi rumah tangga juga belum bergerak dari yang kami harapkan. Ini baru dari sisi pekerja, belum dari sisi yang lainnya," kata Suhariyanto dalam Konferensi Pers Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2021, Rabu (5/5).
Secara umum, upah buruh laki-laki tercatat lebih tinggi, yakni sebesar Rp 3,10 juta dibanding upah buruh perempuan Rp 2,44 juta. Namun, terdapat enam kategori lapangan pekerjaan di mana upah buruh perempuan lebih tinggi, yaitu di sektor pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, konstruksi, transportasi dan pergudangan, real estat, dan jasa perusahaan.
Buruh yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian menerima upah tertinggi sebesar Rp 4,29 juta, sedangkan buruh pada sektor jasa lainnya menerima upah terendah Rp 1,67 juta.
Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan, rata-rata upah buruh yang diperoleh juga lebih tinggi. Buruh berpendidikan universitas menerima upah sebesar Rp 4,39 juta, sedangkan buruh berpendidikan SD ke bawah menerima upah Rp 1,68 juta.
Dengan demikian, buruh berpendidikan universitas menerima upah 2,6 kali lipat lebih tinggi dibandingkan buruh berpendidikan SD ke bawah
Berdasarkan provinsinya, rata-rata upah buruh tertinggi tercatat di Kepulauan Riau Rp 4,3 triliun, sedangkan upah buruh terendah di Sulawesi Barat yakni Rp 1,94 juta.
Suhariyanto menyebutkan, konsumsi rumah tangga masih terkontraksi 2,23% pada kuartal I 2021. "Namun ini membaik jika dibanding minus 3,61% pada kuartal IV 2020," ujar dia. Jika diuraikan berdasarkan komponennya, hampir seluruh jenis konsumsi terkontraksi.
Hanya dua sektor yakni perumahan & perlengkapan rumah tangga serta kesehatan & pendidikan berhasil tumbuh positif masing-masing 1,27% dan 0,31% pada kuartal pertama tahun ini. Menurut ia, terdapat peningkatan volume penggunaan listrik selama pandemi yang menyebabkan konsumsi perumahan & perlengkapan rumah tangga berhasil tumbuh baik.
Secara perinci, konsumsi makanan dan minuman, selain restoran turun 2,31%, pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya 2,71%, transportasi dan komunikasi 4,24%, restoran dan hotel 4,16%, dan lainnya 1,33%. Suhariyanto menjelaskan, konsumsi transportasi & komunikasi turun karena penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor pada periode tersebut memang terkontraksi masing-masing 21,05% dan 17,65% jika dibanding kuartal I 2020. Selain itu, Jumlah penumpang angkutan rel, laut, dan udara berkurang karena pembatasan mobilitas.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, pemerintah tidak mengabaikan kesejahteraan buruh dalam pelaksanaan Undang-undang Cipta Kerja. Itu utamanya terkait upah sektoral dan tunjangan hari raya (THR). “Ini menjadi dua highlight yang akan saya sampaikan kepada Menteri Tenaga Kerja,” kata Moeldoko dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/5).
Ia memastikan bahwa pemerintah akan bersikap tegas kepada perusahaan yang tidak memberikan THR, yang merupakan hak pegawai. Ia menjamin KSP ikut mengawal pelaksanaan UU Cipta Kerja dan aturan-aturan turunan.