BI Pantau Lonjakan Covid-19 Akan Gerus Prospek Ekonomi Kuartal II

Agustiyanti
29 Juni 2021, 13:05
ekonomi kuartal II, kasus Covid-19 melonjak, proyeksi ekonomi BI, pertumbuhan ekonomi kuartal ii
ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/rwa.
Ilustrasi. Pemerintah memperkirakan ekonomi kuartal II tumbuh di atas 7% jika kasus Covid-19 terkendali.

Bank Indonesia menyebut lonjakan Covid-19 yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir akan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021. Ekonomi pada periode April-Juni kemungkinan tumbuh di bawah 7%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. 

"Kami akan melihat perkembangan beberapa pekan ini untuk merevisi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021, kemungkinan di bawah 7%," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjuuyo dalam pertemuan secara virtual dengan beberapa pemimpin redaksi media massa, Senin (29/6).

Meski demikian, Perry memastikan ekonomi pada kuartal kedua akan tumbuh positif karena ekonomi pada kuartal kedua tahun lalu yang menjadi dasar perhitungan tercatat minus 5,32%. Proyeksi ekonomi tersebut didukung oleh kenaikan ekspor dan investasi belanja modal.

BI juga masih optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun ini masih akan berada pada kisaran proyeksi sebesar 4,1% hingga 5,1%.

Badan Pusat Statistik mencatat ekspor pada Januari-Mei 2021 mencapai US$ 83,99 miliar, naik 30,58%, naik dari US$ 64,32 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, impor secara kumulatif hanya naik 22,74% menjadi US$ 73,82 miliar sehingga neraca perdagangan mencatatkan surplus mencapai US$ 10 miliar.

Beberapa indikator perekonomian lainnya hingga Mei 2021 juga menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Keyakinan konsumen telah kembali ke zona optimistis sejak April dan semakin membaik pada bulan lalu di level 104,4.

Survei penjualan eceran BI yang dirilis bulan ini juga mengindikasikan peningkatan kinerja penjualan retail pada April 2021 yang didorong oleh periode Ramadan dan berbagai program potongan harga atau diskon. Indeks Penjualan Retail pada April tumbuh 17,3%, terakselerasi dari 6,1% pada bulan sebelumnya.

Data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Mei 2021 yang dilansir IHS Markit bahkan mencetak rekor tertinggi selama Pandemi Covid-19 mencapai 54,6. Di antara negara-negara Asia Tenggara, PMI Manufaktur Indonesia menjadi yang tertinggi.

Namun di sisi lain, jumlah kasus Covid-19 terus melonjak. Pada Senin (28/6) tambahan kasus mencapai 20.694 sehingga total kini mencapai 2.135.998 kasus.  Sebanyak 1.859.961 pasien dinyatakan sembuh dan  57.561 orang meninggal dunia. Sementara itu, jumlah kasus aktif 218.476 orang. 

Perry pada bulan lalu memproyeksikan ekonomi akan tumbuh di atas 7% pada kuartal II 2021. Pertumbuhan ekonomi kemudian akan menurun menjadi 6,5% pada kuartal III dan 5,3% pada kuartal IV. 

 Pada kuartal pertama tahun ini, ekonomi masih terkontraksi 0,74% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, kontraksi ekonomi tersebut membaik dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya, terlihat dalam databoks di bawah ini.


Peneliti Center for Indonesia Policy Studies Pingkan Audrine Kosijung menilai lonjakan kasus berpotensi menghambat kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021. Sektor ritel, menurut dia, akan menjadi salah satu yang paling terdampak.

"Kemungkinan implementasi PPKM mikro yang diperpanjang akan menurunkan pendapatan pengusaha dan berdampak pada para pekerja," kata dia. 

Pemerintah sebelumnya memperkirakan ekonomi kuartal II 2021 tumbuh melesat di atas 7%. Namun, proyeksi tersebut dengan catatan bahwa kasus Covid-19 terkendali dengan baik.

Reporter: Yura Syahrul

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...