Efek PPKM Level 4, Pengangguran dan Kemiskinan Terancam Naik Lagi
Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang penerapan PPKM Level 1-4 hingga 2 Agustus mendatang setelah berjalan lebih dari tiga minggu. Perpanjangan pembatasan ini berpotensi meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan.
Ekonom CORE Indonesia Akhmad Akbar Susamto memperkirakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2021 akan mencapai 7,15%-7,35%. Angka ini akan lebih tinggi dari TPT pada periode yang sama tahun lalu 7,07% dan TPT Maret 2021 6,26%.
"Situasi pada Agustus nanti kemungkinan akan lebih buruk dibandingkan dengan Agustus tahun lalu dan Februari 2021. Memang selisihnya tidak banyak, tetapi secara prinsip terjadi kenaikan." kata Akbar dalam sebuah diskusi virtual, Selasa, (27/7)
Ia menjelaskan, kenaikan angka pengangguran yang mulai terjadi sejak tahun lalu juga mendorong terjadinya peralihan tenaga kerja dari sektor formal kepada sektor informal. Pada periode Agustus 2020 dan Maret 2021, sektor informal mengambil porsi 60% terhadap total angkatan kerja. Ini naik dari 57% pada Maret 2020 dan 56% pada September 2019.
Ia juga memperkirakan porsi tenaga kerja informal akan kembali naik pada Agustus 2021 di kisaran 60%-61%. "Kalau 60% pas berarti akan sama dengan tahun lalu, tetapi kalau 61% berarti lebih buruk dari tahun lalu. Kami yakin tidak akan lebih baik daripada posisi Agustus 2020." kata Akbar.
CORE Indonesia juga memperkirakan kondisi kemiskinan akan ikut memburuk seiring pelemahan ekonomi yang terus berlanjut. Tingkat kemiskinan pada September 2021 diperkirakan mencapai 10,25% - 10,45%, tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Pada September 2020, jumlah penduduk miskin mencapai 27,54 juta orang atau 10,19% dari total penduduk. Sementara pada Maret, jumlah penduduk miskin mencapai 27,55 juta atau 10,14%.
Angka pengangguran dan kemiskinan terus meningkat sejak pandemi Covid-19 merebak. Hal ini juga menyebabkan semakin dalamnya jurang ketimpangan antara orang kaya dan miskin pasalnya jumlah orang kaya justru berhasil tumbuh.
Data lembaga keuangan Credit Suisse bertajuk Global Wealth Databook 2021, yang terbit belum lama ini menyebut jumlah orang kaya di Indonesia melonjak 61,69% pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. Kategorisasi ini mencakup penduduk yang memiliki kekayaan bersih lebih US$ 1 juta atau Rp 14,5 miliar. Jumlahnya mencapai 171.740 orang pada tahun lalu.
Kenaikan jumlah orang kaya di Indonesia mengikuti tren penambahan orang kaya dunia yang juga terus meroket, sementara angka kemiskinan dunia terus bertambah. Pew Research Center memperkirakan jumlah penduduk miskin di dunia bertambah 131 juta akibat pandemi virus corona Covid-19 dan resesi global. Peningkatan serupa juga terjadi pada masyarakat berpendapatan rendah atau kelas bawah, yakni sebanyak 21 juta jiwa.