Harga Ayam dan Minyak Goreng Naik, BI Ramal Inflasi September 0,01%
Bank Indonesia memperkirakan Indeks Harga Konsumen akan kembali mengalami inflasi secara bulanan pada September sebesar 0,01%, Inflasi akan disumbang kenaikan harga daging ayam ras dan minyak goreng.
"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu ketiga September 2021, perkembangan harga pada September 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01% secara month-to-month (mtm)," ujar Direktur Eksekutif Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Jumat (17/9).
Daging ayam ras diperkirakan mengalami inflasi bulanan 0,03%. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga daging ayam ras telah naik 5,25% dalam sebulan terakhir. Harga daging ayam ras secara nasional hari ini (17/9) sebesar Rp 34.100 per Kg, naik dari Rp 32.400 pada 16 Agustus 2021.
Inflasi juga terjadi pada minyak goreng sebesar 0,02% secara bulanan. Harga minyak goreng curah terpantau naik 2,17% dari Rp 13.800 per liter pada bulan lalu menjadi Rp 14.100 per liter. Minyak goreng kemesan sederhana juga ikut naik 1,40% dari Rp 14.300 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Selain dua komoditas tersebut, ada juga komoditas lain yang mencatatkan inflasi tetapi relatif kecil, antara lain sawi hijau, bayam, dan rokok kretek filter masing-masing 0,01% secara bulanan.
Di sisi lain,, BI juga mencatat beberapa komoditas mengalami deflasi atau penurunan harga. Harga telur ayam ras turun sebesar 0,07%, bawang merah, cabai rawit dan cabai merah masing-masing sebesar 0,03%, serta bawang putih sebesar 0,01%.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan IHK bulan lalu inflasi 0,03% secara bulanan, turun dari inflasi bulan sebelumnya 0,08%. Inflasi tahunan sebesar 1,59% dan inflasi tahun kalender 0,84%.
Biaya sekolah menjadi penyumbang inflasi terbesar karena bulan lalu merupakan tahun ajaran baru. Ini ditunjukkan inflasi pada kelompok pendidikan sebesar 1,2% dengan andil 0,07% terhadap inflasi bulan lalu.
"Uang sekolah SMP dan perguruan tinggi masing-masing memberi andil 0,02%. Kemudian uang sekolah SMA memberikan andil 0,01%," ujar Deputi Bidang Statistik dan Distribusi Jasa BPS Setianto dalam Konferensi Pers, Rabu (1/9).
Sementara beberapa komoditas lain yang juga mencatat inflasi yakni kelompok restoran sebesar 0,10%, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,05%, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,27%, kelompok kesehatan 0,32%, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,15%.
Di sisi sebaliknya, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,32% bersama kelompok pakaian dan alas kaki 0,07%. Kelompok transportasi juga mengalami penurunan 0,05%, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01% dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,07%
Berdasarakan komponenya, inflasi komponen inti sebesar 0,21% secara bulanan dan 1,3% secara tahunan. Komponen harga yang diatur pemerintah mencetak inflasi tipis 0,02% secara bulanan dan 0,65% secara tahunan. Sementara komponen harga bergejolak justru deflasi dalam 0,64% secara bulanan namun tercatat inflasi 3,8%.