Disindir Sandiaga, Sri Mulyani Ungkap Alasan Potong 41% Dana Kemenpar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memangkas anggaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) hingga empat kali pada tahun ini mencapai Rp 2,03 triliun. Anggaran kementerian di bawah Sandiaga Uno ini dipotong 41,4% dari pagu awal Rp 4,9 triliun.
"Tadi Pak Sandiaga sudah mengatakan mengenai anggarannya yang terpaksa harus dikurangi. Itu bukan karena kami ingin mengurangi anggaran untuk pariwisata, tetapi anggarannya digunakan untuk menangani masalah yang menyebabkan sektor pariwsata terpukul sangat berat, yaitu pandemi," ujar Sri Mulyani dalam sambutannya di acara Rakornas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (27/9).
Bendahara negara mengingatkan, tidak ada kegiatan ekonomi yang bisa berjalan normal, termasuk pariwisata jika pandemi belum bisa diatasi. Wisatawan juga makin selektif menentukan destinasi wisata mana yang mau dikunjungi, bukan hanya nyaman namun juga aman dari Covid-19.
Ia mengatakan, Indonesia telah menghadapi tiga kali gelombang Covid-19. Pertama, lonjakan usai hari raya tahun lalu. Kedua, lonjakan usai libur natal dan tahun baru, Ketiga, lonjakan pada Juli-Agustus lalu akibat varian Delta. Situasi tersebut, menurut Sri Mulyani, mendorong postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dirancang untuk bisa fleksibel.
Ia menjelaskan, penerimaan negara terkontraksi hingga 16%, sedangkan belanja negara membengkak lebih dari 10% pada tahun ini akibat lonjakan pandemi. Prospek ekonomi semula membaik pada paruh pertama tahun ini dengan perkiraan pemulihan ekonomi yang kuat.
Namun, lonjakan kasus Covid-19 hingga mencapai 50 ribu kasus baru per hari membuat pemerintah harus mengambil tindakan memperketat mobilitas yang berdampak pada ekonomi.
"Pada situasi ini, kami kemudian harus segera melakukan refocusing berbagai anggaran," ungkap Sri Mulyani.
Refocusing anggaran terutama dilakukan pada anggaran pemerintah pusat, tidak terkecuali Kementerian milik Sandiaga Uno. Sri Mulyani telah melakukan empat kali refocusing sejak awal tahun.
Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah naik lebih dari dua kali lipat dari semula yang diusulkan pada RAPBN 2021 sebesar Rp 356,5 triliun menjadi Rp 744,44 triliun. Sebagian besar penebalan belanja PEN itu mengalir untuk klaster kesehatan dan perlindungan sosial.
Di sisi lain, Sri Mulyani menjelaskan, anggaran yang diterima Sandiaga sebenarnya tidak merepresentasikan keseluruhan angaran yang disediakan pemerintah untuk pemulihan sektor pariwisata. Hal ini karena sebagian dari anggaran tersebut juga disalurkan melalui transfer ke daerah. Skema ini untuk mengkompensasi berkurangnya penerimaan daerah dari retribusi dan pajak sektor pariwisata.
"Ada juga sebagian yang langsung dinikmati oleh dunia usaha dalam bentuk insentif-insentif dari sisi perpajakan, sehingga pos penganggarannya tidak melalui Kemenparekraf," kata Sri Mulyani.
Dia juga mengatakan ada berbagai insentif yang diberikan pemerintah kepada industri pariwisata, termasuk restrukturisasi kredit, hingga subsidi untuk listrik dan biaya abonemen yang ditanggung pemerintah.
Selain itu, sebagian anggaran untuk pariwsata juga mengalir melalui Kementerian dan Lembaga (K/L) lainnya, seperti pembangunan jalan yang anggarannya masuk melalui Kementerian PUPR. Sektor transportasi juga penting mendukung pariwisata seperti ketersedianan bandara dan pelabuhan, tetapi anggarannya berada di bawah Kementerian Perhubungan.
Sri Mulyani mengatakan, anggaran pariwisata juga berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang mengelola cagar budaya sebagai objek wisata.
Dalam kesempatan yang sama, Sandiaga Uno sempat menyindir anggaran di lembaganya yang terkuras hampir separuh dari pagu awal. Dengan nada bercanda, ia mengatakan banyak melakukan penghematan dalam menggelar Rakornas karena anggaran yang dipangkas mulai dari penggunaan MC hingga acara yang diselenggarakan secara virtual.
Dalam Rapat Kerja Komisi X dengan Kemenparekraf pada Selasa (24/8), Sandiaga mengungkap Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Kemenparekraf telah dipangkas empat kali sehingga tersisa Rp 2,880 triliun atau 58,7% dari pagu awal Rp 4,907 triliun.
Ini terdiri atas refocusing tahap pertama dengan pemotongan sebesar 6,97% dari pagu, kemudian 0,48% pada refocusing kedua, 20,59% terhadap pagu pada refocusing ketiga dan 20,16% pada refocusing keempat.
Berdasarkan penggunaannya, empat kali refocusing tersebut menyebabkan lebih dari separuh anggaran untuk belanja program pariwisata dan ekonomi kreatif dipotong. Program pendidikan dan pelatihan vokasi tersisa 86% dari pagu, serta program dukungan manajemen tersisa 77,9%.