BI Prediksi Oktober Inflasi 0,05% karena Harga Cabai Naik

Abdul Azis Said
8 Oktober 2021, 19:38
inflasi, inflasi oktober, bi, bps
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pedagang cabai melayani pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/2/2021).

Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi Oktober 0,05%. Utamanya, karena kenaikan harga cabai merah.

"Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu pertama bulan ini, perkembangan harga pada Oktober tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,05%," tulis Direktur Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Muhamad Nur dalam keterangan resmi, Jumat (8/10).

Dengan demikian, BI memprediksi inflasi Oktober secara tahun kalender atau sejak awal tahun 0,85%. Sedangkan dibanding tahun lalu 1,59%.

Penyumbang utama inflasi Oktober yakni cabai merah, yang harganya diperkirakan naik 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). Kemudian harga minyak goreng, rokok kretek filter, dan tarif angkutan udara masing-masing diprediksi naik 0,01%.

Berdasarakan data sistem pemantauan pasar dan kebutuhan pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), semua jenis cabai merah mengalami kenaikan harga dalam sebulan terakhir. Rinciannya sebagai berikut:

  • Cabai merah kriting naik 25,29% dari Rp 26.100 (8/9) menjadi Rp 32.700 per kilogram (kg) hari ini (8/10).
  • Cabai merah besar naik 21,35% dari Rp 26.700 menjadi Rp 32.400 per kg.
  • Cabai rawit merah naik 5,15% dari Rp 38.800 menjadi Rp 40.800 per kg.

Meski begitu, BI memperkirakan ada beberapa komoditas yang mengalami deflasi atau penurunan harga. Tomat dan telur ayam ras masing-masing deflasi 0,02% mtm.

Lalu harga daging ayam ras, bayam, kangkung, sawi hijau, dan emas perhiasan diperkirakan turun masing-masing 0,01%.

Berdasarkan data infopangan.jakarta.go.id, harga telur ayam ras turun 3,24% dalam sebulan terakhir dari Rp 24.700 menjadi Rp 23.900 per kg pada hari ini. Sedangkan harga tomat anjlok 15,8% dari Rp 19.723 menjadi Rp 16.596 per kg.

Pada bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa harga-harga secara keseluruhan mengalami deflasi 0,04%. Ini kedua kalinya terjadi deflasi sejak awal tahun, sebagaiman terlihat pada Databoks berikut:

Deflasi bulan lalu terutama dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yang mengalami penurunan harga 0,47%. Kategori ini berkontribusi 0,12%.

Sedangkan sepuluh kelompok pengeluaran lainnya kompak mencatatkan inflasi. 

Kelompok makanan, minuman dan tembaku terdiri atas empat subkelompok, tiga di antaranya inflasi. Yang mengalami deflasi yaitu subkelompok makanan, 0,72%.

Penurunan harga pada kelompok makanan berperan signifikan dalam pembentukan IHK bulan lalu. Deflasi pada subkelompok makanan terutama terjadi pada komoditas telur ayam ras 0,07%.

Kemudian cabai rawit dan bawang merah masing-masing 0,03%. Begitu juga harga cabai merah, anggur, bawang putih dan ikan segar masing-masing turun 0,01%.

Berdasarkan komponennya, inflasi terjadi pada komponen inti sebesar 0,13%, kemudian komponen harga diatur pemerintah juga inflasi 0,14%. Sementara deflasi dalam pada komponen harga bergejolak sebesar 0,88%.

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...