BI Ramal Penjualan Retail Turun pada September Meski Mobilitas Naik

Abdul Azis Said
11 Oktober 2021, 15:28
retail, penjualan retail, penjualan eceran, bank indonesia
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Ilustrasi. Penjualan makanan, minuman dan tembakau juga diramal terkontraksi 2,1% setelah bulan sebelumnya tumbuh 1,1%.

Bank Indonesia memperkirakan penjualan retail pada  September kembali terkontraksi setelah membaik pada Agustus 2021. Kinerjanya memburuk sekalipun kebijakan PPKM semakin diperlonggar dan mobilitas masyarakat mulai meningkat.

Melemahnya kinerja penjualan retail terindikasi dari Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2021 diperkirakan sebesar 190,3 poin. Penjualan retail September terkontraksi 1,1% secara month-to-month (mtm), dibandingkan kinerja bulan sebelumnya yang tumbuh 2,1%.

Kendati demikian, kinerja penjualan retail secara tahunan diramal mulai menunjukkan perbaikan. IPR pada September terkontraksi 1,8%, lebih kecil dibandingkan kontraksi 2,1% pada Agustus 2021.

Pelemahan penjualan terutama terjadi pada kelompok suku cadang dan aksesoris yang terkontraksi 7,3% secara mtm setelah bulan sebelumnya tumbuh hingga 24,7%. Penjualan makanan, minuman dan tembakau juga diramal terkontraksi 2,1% setelah bulan sebelumnya tumbuh 1,1%, sedangkan penjualan perlengkapan rumah tangga lainnya tumbuh 2,2%, melambat dari bulan sebelumnya 4,6%.

Di sisi lain, penjualan bahan bakar kendaraan bermotor tumbuh lebih baik dari 8,5% pada Agustus menjadi 13,9% pada bulan lalu. Demikian pula dengan penjualan peralatan informasi dan komunikasi yang tumbuh 2,7% setelah IPR bulan sebelumnya stagnan.

Kinerja penjualan kelompok barang budaya dan rekreasi juga akan membaik, terlihat dari IPR bulan September yang diramal tumbuh 0,8% setelah bulan sebelumnya terkontraksi 3,6%. Penjualan subkelompok sandang akan tumbuh 6,3% dari bulan Agustus hanya tumbuh 2,5%. Penjualan kelompok barang lainnya juga akan tumbuh 3,6% dari pertumbuhan 2,5%.

Sementara berdasarkan wilayahnya, pelemahan penjualan retail pada September 2021 diperkirakan terjadi di mayoritas kota yang disurvei. Penurunan terdalam terjadi di Surabaya dengan kontraksi 6,1% secara mtm, diikuti Jakarta kontraksi 1%. Sementara daerah yang masih mencatatkan pertumbuhan yakni Semarang (termasuk Purwokerto) sebesar 5,2% dan Manado 0,8%.

Prediksi BI terhadap kinerja penjualan retail yang akan kembali melambat pada September berbanding terbalik dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan mobilitas masyarakat pada September semakin meningkat. BPS mencatat mobilitas masyarakat di tempat perdagangan retail dan rekreasi terkontraksi 2,7%. Kendati demikian, angkanya lebih kecil dibandingkan kontraksi pada Agustus yang mencapai 12,4%.

Mobilitas di taman juga membaik dari kontraksi 15% menjadi 8,9%. Kemudian mobilitas di tempat transit juga membaik dari kontraksi 37,4% pada Agustus menjadi 28,4% bulan lalu. Aktivitas di tempat kerja terkontraksi 16,6%, tetapi lebih kecil dibanding dua bulan sebelumnya yang terus mencatat kontraksi di atas 20%. Mobilitas di tempat belanja juga tumbuh positif 20,2%, dari bulan sebelumnya pertumbuhan 15,5%.

Penjualan Retail Agustus Membaik

BI juga melaporkan kinerja penjualan retail pada Agustus 2021 membaik dan menunjukkan pembalikan dari bulan sebelumnya. Ini terindikasi dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Agustus 2021 sebesar 192,5. Penjualan retail tumbuh 2,1% secara mtm, dimana IPR pada bulan sebelumnya terkontraksi 5% secara mtm. Namun, penjualan retail pada Agustus secara tahunan masih terkontraksi 2,1%.

"Responden menyatakan peningkatan penjualan didorong permintaan masyarakat sejalan dengan pelonggaran PPKM di berbagai daerah," tulis dalam laporan Survei Penjualan Eceran yang dirilis BI siang ini, Senin (11/10).

Perbaikan terjadi pada penjualan kelompok suku cadang dan aksesori yang tercatat tumbuh 24,7% secara mtm, meningkat dari kontraksi 24,7% pada Juli 2021. Kelompok pengeluaran lain yang juga meningkat yaitu sandang yang tumbuh 2,5% setelah terkontraksi dalam 34,2% pada bulan sebelumnya.

IPR pada kelompok makanan, minuman dan tembakau tumbuh 1,1% setelah bulan sebelumnya kontraksi 0,2%. Penjualan bahan bakar kendaraan bermotor juga membaik, dari kontraksi 22% bulan Juli menjadi pertumbuhan 8,5% bulan Agustus. IPR kelompok peralatan informasi dan komunikasi stagnan setelah bulan sebelumnya kontraksi 10,2%.

Penjualan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya juga tumbuh 4,6% dari kontraksi 19,5%. Kelompok barang lainnya tumbuh 2,5% dari bulan sebelumnya terkontraksi 28%, sedangkan kelompok barang budaya dan rekreasi menjadi satu-satunya yang terkontraski 3,6%, lebih dalam dari bulan sebelumnya minus 2,7%.

Pertumbuhan penjualan retail pada Agustus juga terjadi di mayoritas kota cakupan survei. Peningkatan terjadi di sejumlah kota antara lain, Semarang (termasuk Purwokerto) yang tumbuh 8% secara mtm, Jakarta 0,2% dan Bandung 1%. Ketiga kota tersebut berhasil tumbuh positif setelah bulan sebelumnya terkontraksi dalam.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...