Bank Dunia Catat Rata-rata Kekayaan Orang Indonesia Rp 2 Miliar

Abdul Azis Said
28 Oktober 2021, 18:18
kekayaan orang indonesia, orang terkaya, bank dunia
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Ilustrasi. Bank Dunia melaporkan rata-rata kekayaan rata-rata orang Indonesia berada di peringkat keempat ASEAN, setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Bank Dunia merilis laporan terbarunya terkait posisi kekayaan negara-negara dunia yang bertajuk 'The Change Wealth of Nations 2021' yang dirilis pada Rabu (27/10). Laporan ini mencatat rata-rata kekayaan orang Indonesia mencapai US$ 144.303 atau setara lebih dari Rp 2 miliar pada 2018. 

Laporan Bank Dunia menyebut, kekayaan per kapita mayoritas negara naik dalam dua dekade terakhir pada 2018. Total kekayaan dunia pada tahun 2018 sebesar US$ 1.152 triliun atau Rp 16.682 kuadriliun (kurs jisdor akhir 2018 Rp 14.481 per dolar AS), sedangkan total kekayaan per kapita sebesar US$ 160,167 atau setara Rp 2,3 miliar.

Perhitungan total kekayaan per kapita yang dilakukan Bank Dunia  menggunakan dua metode perhitungan, yakni melalui purchasing power parities (PPP) dan market exchange rates (MERs). Dua metode ini lazim dipakai untuk menyetarakan nilai tukar rupiah dengan dolar AS mengikuti perbedaan harga barang dan jasa di kedua negara.

Berdasarkan metode PPP, kekayaan per kapita yang dimiliki Indonesia mencapai US$ 144.303 atau setara lebih dari Rp 2 miliar. Sedangkan menurut perhitungan MERs, total kekayaan rata-rata penduduk Indonesia lebih kecil yakni US$ 48.406 atau Rp 700 juta.

Metode PPP umumnya lebih sering dipakai. Berdasarkan metode ini, kekayaan rata-rata orang Indonesia berada di peringkat keempat ASEAN. Singapura mencatat kekayaan rata-rata per penduduknya sebesar US$ 1.092.628 atau setara Rp 15,8 miliar, tujuh kali lebih besar dari kekayaan orang Indonesia.

Penduduk Malaysia memiliki kekayaan rata-rata hampir tiga kali Indonesia, yakni US$ 420.520 atau setara Rp 6,1 miliar. Sementara rata-rata kekayaan orang Thailand mencapai US$ 207.437 atau setara Rp 3 miliar.

Vietnam, Filipina, Laos, Kamboja berada di bawah Indonesia, masing-masing US$ 107.716, US$ 97.862, US$ 116.511 dan US$ 54.280. Adapun Bank Dunia tidak memasukkan data dari dua anggota ASEAN lainnya yakni Brunei Darussalam dan Myanmar.

Bank Dunia mencatat kekayaan per kapita negara-negara di seluruh dunia meningkat dalam lebih dari dua dekade terakhir. Sepanjang 1995-2018, rata-rata kekayaan per kapita dunia naik 44%. Pertumbuhan kakayaan per kapita tercepat terjadi pada kelompok negara-negara berpendapatan menengah atas mencapai 179% dalam 23 tahun terakhir, sebagian besar karena peningkatan kekayaan di Cina. Sementara negara pendapatan rendah hanya naik 22%.

Secara keseluruhan mayoritas negara-negara dunia mengalami peningkatan pada nilai kekayaan per kapita sejak 1995-2018. Kendati demikian dari 146 negara yang dipantau, 26 diantaranya mengalami stagnansi. Adapaun 11 dari negera tersebut merupakan negara berkembang di Sub-Sahar Afrika.

"Kesenjangan besar dalam kekayaan per kapita di seluruh dunia tetap ada dan dalam beberapa kasus telah memburuk. Rata-rata, seorang individu di negara kaya anggota OECD secara implisit diberkahi dengan kekayaan US$ 621.278 saat lahir pada tahun 2018. Untuk individu yang lahir di negara berpenghasilan rendah, perkiraannya hanya US$11.462," tulis laporan tersebut dikutip pada Kamis (28/10).

Di samping kekayaan per kapita, publik lebih umum dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita. Kendati demikian keduanya berbeda. Perhitungan atas kekayaan mencakup nilai dari semua aset yang menghasilkan pendapatan dan mendukung kesejahteraan manusia. Beberapa yang dihitung antara lain kekayaan alam, human capital, modal produksi dan net foreign asset.

"Sama seperti perusahaan mengukur valuasinya dengan melihat laporan laba rugi dan neraca, melihat kekayaan nasional yang komprehensif menandakan apakah pertumbuhan PDB dapat dipertahankan dalam jangka panjang," demikian tertulis dalam laporan tersebut.

Sementara PDB menunjukkan berapa banyak pendapatan moneter atau output yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun. Laporan PDB dan kekayaan menjadi indikator yang lengkap untuk melakukan evaluasi menyeluruh mengenai kinerja ekonomi sebuah negara. Dengan memantau tren kekayaan, memungkinkan untuk melihat bagaimana prospek PDB suatu negara dalam jangka panjang.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...