Belanja Masyarakat Pulih, Ekonomi Kuartal IV Berpotensi Tumbuh 5%
Perekonomian domestik dipastikan akan tumbuh semakin kuat pada kuartal terakhir tahun ini. Kepala Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan Bank Mandiri Dian Ayu Yustina memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan terakhir 2021 mencapai 5,04%.
"Kami optimistis ekonomi bisa rebound kembali ke level sebelum pandemi dengan pertumbuhan di kisaran 5% pada kuartal IV," kata Dian dalam media briefing virtual, Rabu (8/12).
Optimisme terhadap pertumbuhan yang semakin kuat didukung membaiknya sejumlah indikator utama ekonomi . Hal ini karena dampak lonjakan varian Covid-19 Delta cukup terbatas dan hanya tejadi di separuh kuartal ketiga saja. Adapun memasuki September, pemulihan ekonomi mulai terlihat.
"Beberapa indikator utama ekonomi sudah menunjukan perbaikan. Mandiri spending index peningkatannya bahkan sudah melebihi 2020," kata Dian.
Mandiri Spending Index (MSI) yang mencerminkan tingkat belanja masyarakat mulai meningkat sejak Agustus. Indeks MSI pada Oktober tercatat 113,4 poin, tertinggi setelah terkontraksi di 74,5 poin pada Juli lalu.
Peningkatan pada indeks MSI tersebut sejalan dengan akselerasi dari indeks keyakinan konsumen (IKK). IKK November yang kembali naik menjadi 118,5 poin dari 113,4 poin pada bulan sebelumnya. Ini merupakan pembacaan tertinggi sejak awal pandemi. Indeks di atas 100 mengindikasikan konsumen yang makin optimistis, dan sebaliknya di bawah 100 berarti pesimis.
Dian mengatakan, indikasi pemulihan juga tercermin dari Purchasing Managers Index (PMI) yang menunjukkan kinerja sektor manufaktur juga masih kuat. Indeks PMI Manufaktur Indonesia pada November di level 53,9 poin, penurunan dari bulan sebelumnya 57,2. Namun, capain ini menunjukkan kinerja manufaktur domestik masih ekspansif.
Ia juga memperkirakan perekonomian tahun ini tumbuh 3,69%, berbalik dari kontraksi 2,07% pada tahun lalu. Sementara untuk tahun depan, ia memperkirakan ekonomi bisa tumbuh mencapai 5,17%.
Meski demikian, Dian memberikan catatan, pengendalian kesehatan masih menjadi kunci untuk pemulihan yang semakin kuat di tahun depan. Penerapan protokol kesehatan serta akselerasi vaksinasi menjadi kunci untuk pemulihan ekonomi.
"Harapannya vaksinasi ini bisa mengurangi dampak negatif apabila terjadi varian baru sehingga tidak akan berdampak negatif ke sektor kesehatan dan juga keyakinan masyarakat ke depan. Jadi kalau bisa dijaga kondusif tahun 2022 pemulihan diperkirkaan bisa berlanjut," kata Dian.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya juga memperkirakan perekonomian di akhir tahun akan menguat. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5,5%-6% pada kuartal IV 2021. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4% untuk keseluruhan tahun.
Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa tumbuh positif di kisaran 3,2% sampai 4%. Sementara untuk tahun depan diperkirakan bisa lebih kuat lagi seiring pembukaan kegiatan ekonomi, akselerasi vaksinasi dan juga berlanjutnya dukungan stimulus pemerintah.
"Ekonomi Indonesia akan pulih pada 2022. Pertumbuhan akan lebih tinggi, mencapai 4,7% sampai 5,5% pada 2022 dari 3,2% sampai 4% pada 2021," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pidatonya di acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) tahun 2021, Rabu (24/11).