IHSG Diramal Tutup Pekan di Zona Merah, Ini Saham-saham Pilihan Analis
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menutup pekan di zona merah, melanjutkan penurunan kemarin. Analis merekomendasikan investor untuk memantau sejumlah saham yang masuk dalam indeks LQ45.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, indeks akan menguji Fibonacci Retracement di level 0,618 dengan posisi acuan di support 6.562. Fibonacci Retracement adalah analisis teknikal yang menggambarkan besaran penurunan harga dalam jangka pendek berdasarkan deret angka Fibonacci.
"IHSG akan membuka peluang rebound jika tetap ditutup di atasnya (level 6.562," kata Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova dalam riset, Jumat (17/12).
Ivan memperkirakan titik support akan berada di level 6.586, 6.562, dan 6.528. Sementara itu, posisi resistance akan berada di titik 6.640, 6.668, dan 6.715.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan pun merekomendasikan investor untuk memantauan lima emiten dalam indeks LQ45 hari ini, yakni PT Astra International Tbk (ASII), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Total kapitalisasi pasar kelima emiten itu mencapai Rp 435,89 triliun.
Investor, menurut dia, dapat melakukan aksi hold atau buy on weakness pada INKP dan BRPT, sedangkan aksi buy on weakness dianjurkan pada PTBA. Ketiga emiten ini akan bergerak melemah terbatas sebelum memasuki tren penguatan pada hari ini.
Sementara itu, investor disarankan untuk hold atau trading buy pada ASII. ASII diperkirakan melanjutkan momentum penguatan menuju titik resistance di level Rp 6.100 per saham dari posisi saat ini Rp 5.800 per saham.
Ia juga merekomendasikan aksi speculative buy pada SMGR di rentang Rp 7.250 - Rp 7.400 per saham dari posisi saat ini di titik Rp 7.575 per saham. SMGR, menurut dia, masih dalam skenario pelemahan, tetapi dapat menguat jika ditutup di atas Rp 7.400 per saham.
Senada, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai IHSG masih belum beranjak dari rentang konsolidasi wajar. Salah satu sentimen negatif yang menekan IHSG datang capital inflow atau arus dana masuk yang masih belum terlhat deras.
"Serta masih melambatnya perputaran roda perekonomian hingga saat ini yang menjadi salah satu tantangan bagi kinerja emiten," kata William dalam riset.
Menurutnya, dua hal itu akan mempengaruhi pola gerak IHSG dalam waktu dekat. Sentimen positif datang dari rilis data ritel Amerika Serikat yang mengalami pertumbuhan per November 2021. Komoditas yang naik pada industri ritel Negeri Paman Sam adalah kendaraan roda empat dan penjualan daring. Menurutnya, hal ini mencerminkan kondisi perekonomian global yang mulai meningkat.
"Ini sedikit banyak memberikan sentimen positif terhadap pasar modal Indonesia. Hari ini (17/12), IHSG berpotensi melemah," kata William.
William merekomendasikan investor untuk memantau saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Kemudian PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII).