Bank Dunia Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,2% di Tengah Prospek Suram Global

Abdul Azis Said
12 Januari 2022, 10:02
pertumbuhan ekonomi, bank dunia
ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/rwa.
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun lalu sebesar 3,7%.

Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia mencapai 5,2% pada tahun ini. Kinerja ini lebih kuat dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2021 yang diperkirakan mencapai 3,7%.

Proyeksi kali ini juga lebih tinggi dari perkiraan laporan bulan Juni yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 5% pada tahun ini.Namun, IMF memangkas prospek ekonomi 2021 0,7% dari semula 4,4%.

"Pertumbuhan ekonomi di Indonesia diproyeksikan akan kembali ke 5,2% pada 2022, didukung oleh permintaan domestik yang lebih kuat dan kenaikan harga komoditas, sebelum akhirnya beringsut turun menjadi 5,1% pada 2023," tulis laporan Bank Dunia dikutip Rabu (12/1).

Pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang tidak begitu signifikan menunjukkan dampak dari pandemi masih terasa. Namun, Bank Dunia mencatat output ekonomi Indonesia telah melampaui level sebelum pandemi pada 2021. Hal ini tidak lepas dari lonjakan harga komoditas.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan Malaysia sebesar 4,2% dan Thailand 5,1%, tetapi masih di bawah Vietnam sebesar 6,5% dan Filipina 5,9%.

Semua negara berkembang di Asia dan Pasifik lainnya akan mencatatkan perttumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terutama akan dialami beberapa negara di Pasifik seperti Palau yang mencapai 12% dan Fiji 8,2%. Sementara ekonomi terbesar Asia, Cina diproyeksikan melambat menjadi 5,4% dari pertumbuhan 2021 sebesar 8,5%.

Pertumbuhan ekonomi global juga diperkirakan melambat tahun ini. Ekonomi dunia yang tahun lalu diproyeksi mencapai 5,5% akan melambat tahun ini menjadi 4,1% dan tahun depan 3,2%. Perlambatan terjadi di negara maju dan sebagian negara berkembang dan  terutama di Asia Pasifik, Latin Amerika dan Asia Tengah.

Pertumbuhan ekonomi negara maju diperkirakan hanya 3,8% tahun ini, dari perkiraan untuk 2021 sebesar 5% dan kembali turun pada tahun depan menjadi 2,3%. Perlambatan terutama dialami Amerika Serikat dan negara-negara maju Eropa.

Pertumbuhan ekonomi negara berkembang Asia Timur dan Pasifik secara keseluruhan juga melambat dari 6,3% pada tahun lalu menjadi 4,6% tahun 2022 dan turun menjadi 4,4% pada tahun depan. Perlambatan di kawasan ini terutama dialami Cina.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara latin bahkan diperkirakan anjlok dari 6,7% pada tahun lalu menjadi 2,6% pada tahun ini, lalu naik tipis ke 2,7% pada tahun depan. Sementara kinerja negara berkembang Eropa dan Asia Tengah juga melambat dari perkiraan 5,8% untuk tahun 2021 menjadi 3% tahun ini dan 2,9% pada tahun depan.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat pada tahun ini akan dialami oleh negara-negara Asia Selatan dengan perkiraan 7,6% atau kenaikan dari perkiraan untuk tahun 2021 sebesar 7%. Namun kinerja ekonomi di kawasan ini akan melambat jadi 6% pada tahun depan terutama karena menurunnya pertumbuhan India.

Kinerja ekonomi sub-Sahara Afrika terutama didorong Nigeria, Afrika Selatan dan Angola akan konsisten tumbuh kuat sepanjang tiga ini (2021-2023). Pertumbuhan ekonomi di kawasan ini diperkirakan 3,5% pada tahun lalu, kemudian naik menjadi 3,6% pada tahun ini dan semakin kuat di 3,8% pada tahun depan.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...