Harga Telur dan Minyak Goreng Turun, BI Ramal Februari Deflasi 0,1%
Bank Indonesia (BI) memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Februari deflasi 0,1% secara bulanan (month to month/mtm). Salah satu penyebabnya, harga telur ayam ras dan minyak goreng turun.
"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga minggu pertama Februari, perkembangan inflasi diperkirakan minus 0,1% mtm," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Jumat (4/2).
Jika perkiraan itu terwujud, maka IHK Februari merupakan pembalikan setelah inflasi kuat beberapa bulan sebelumnya.
Sedangkan secara tahun kalender, BI memperkirakan Februari inflasi 0,46%. Selain itu, inflasi tahunan diprediksi turun dari 2,18% bulan lalu menjadi 1,97%.
Erwin mengatakan, harga sejumlah komoditas mulai turun. Pada Februari, telur ayam ras diperkirakan deflasi 0,11% mtm, minyak goreng 0,07%, cabai rawit 0,06%, daging ayam ras 0,04%, cabai merah 0,02%, dan angkutan udara 0,01%.
Meski begitu, ada beberapa komoditas yang harganya naik bulan ini yaitu tomat dan bawang merah masing-masing 0,02% mtm. Lalu beras, sabun deterjen bubuk atau cair, dan rokok kretek filter menyumbang inflasi 0,01%.
Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), harga sejumlah komoditas pangan memang turun sebulan terakhir. Rinciannya yakni:
- Harga cabai rawit merah melorot 43,8% menjadi Rp 48.200 per kilogram (kg)
- Harga cabai merah keriting turun 24,9% menjadi Rp 34.700 per kg
- Harga cabai merah besar melorot 22,5% menjadi Rp 34.100 per kg
- Harga telur ayam ras turun 15,4% menjadi Rp 25.300 per kg
- Harga minyak goreng jenis kemasan sederhana turun 7,6% menjadi Rp 17.100 per liter
- Harga minyak goreng curah turun 3,4% menjadi Rp 17.300 per liter
- Harga daging ayam ras turun 1% menjadi Rp 36.300 per kg.
Meski begitu, ada beberapa komoditas yang harganya naik, yakni:
- Harga bawang merah naik 8,7% menjadi Rp 31.100 per kg
- Harga gula pasir 6,1% menjadi Rp 14.000 per kg.
Jika perkiraan BI tepat, maka tren inflasi yang berlangsung empat bulan sebelumnya bakal berakhir. Indonesia terakhir mengalami deflasi pada September 0,04% mtm.
Bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat IHK inflasi 0,56% mtm dan 2,18% yoy. Realisasi ini mencapai target bank sentral di rentang 2% - 4%.
Inflasi inti, yang sering dipakai untuk mengukur peningkatan pada permintaan, tercatat 0,42% mtm. Ini tertinggi sejak Agustus 2019.
Secara tahunan, inflasi inti 1,84% atau tertinggi sejak September 2020.