Bank Dunia Telah Gelontorkan Rp 2.249 T untuk Penanganan Covid-19

Agustiyanti
18 Februari 2022, 07:55
bank dunia, dana, penanganan covid-19, katadatag20
ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/HP/dj
Ilustrasi. Pendanaan dari Bank Dunia telah membantu 67 negara untuk membeli vaksin lebih dari setengah miliar dosis dan memperkuat sistem kesehatan.

Bank Dunia menyatakan telah menggelontorkan dana mencapai U$ 157 miliar atau setara Rp 2.249 triliun (asumsi kurs Rp 14.325 per dolar AS) untuk menangani pandemi Covid-19, terutama membantu negara-negara berkembang.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dana ini adalah yang terbesar dalam sejarah kami,” ujar Presiden Bank Dunia David Malpass dalam agenda Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Kamis (18/2).

Malpass menjelaskan dana itu digunakan untuk membantu negara-negara mengevaluasi kesenjangan kapasitas kesehatan, membiayai sistem kesehatan, mengamankan vaksin dan menyediakan vaksinasi bagi negara-negara termiskin. 

Pendanaan dari Bank Dunia, menurut dia, telah  membantu 67 negara untuk membeli vaksin lebih dari setengah miliar dosis dan memperkuat sistem kesehatan. Penguatan sistem kesehatan ini meliputi pelatihan tenaga kerja, peningkatan kesadaran publik, kampanye, logistik, penyediaan jarum suntik dan paket pengujian.

“Kesiapsiagaan dan pembangunan untuk masa depan adalah inti dari misi bank dunia melalui proyek-proyek kesehatan yang komprehensif,” ujarnya.

Ia menyebut, Bank Dunia bekerja untuk memperkuat sistem kesehatan di lebih dari 100 negara dengan portofolio aktif senilai total US$ 30 miliar.

Selain itu, anak usaha Bank Dunia, Internasional Finance Corporation (IFC) juga turut aktif membantu memperluas produksi vaksin pasar negara berkembang terutama di Afrika, serta menyediakan peralatan dan pasokan yang sangat dibutuhkan. Peralatan itu meliputi pasokan vaksin dan produksi lokal alat pelindung diri di negara berkembang melalui platform kesehatan global senilai US$ 4 miliar. 

Bank Dunia juga telah bekerja sama dengan mitra internasional dan regional seperti UNICEF, WHO, Gavi, Covax, Uni Afrika dan PAHO.

Malpass mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan negara-negara di Afrika, kelompok-kelompok dan badan-badan regional untuk memperkuat surveilans penyakit, sistem peringatan dini, kapasitas pengujian laboratorium serta pengembangan sumber daya manusia. Salah satu contohnya adalah kerja sama dengan Afrika adalah terkait peningkatan sistem pengawasan penyakit regional yang mendukung 16 negara di Afrika Tengah dengan pembiayaan dari International Development Association (IDA) dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD).

"Kami juga mendukung African Centres for Disease Control and Preventaion (Africa CDC) yang dibentuk setelah terjadinya krisis Ebola,” jelasnya.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...