Lelang Sukuk Sepi Peminat, Suku Bunga AS dan Perang Rusia Jadi Pemicu
Lelang sukuk kedua bulan ini, pada Selasa (22/3), hanya membuahkan total penawaran yang masuk Rp 13,3 triliun. Nilai itu lebih rendah dari lelang sebelumnya Rp 15,3 triliun. Sentimen kenaikan bunga acuan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserved (The Fed) serta kekhawatiran atas perang Ukraina masih membayangi kinerja lelang obligasi pemerintah.
"Kenaikan fed fund rate dan kenaikan US Treasury menyebabkan investor mencari keseimbangan baru," kata Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Dwi Irianti Hadiningdyah dalam keteranganya kepada Katadata.co.id, Selasa (22/3).
Selain itu, Dwi mengatakan penurunan pada nominal penawaran di lelang kemarin juga masih dibayangi sentimen perang Rusia dan Ukraina. Faktor geopolitik masih mempengaruhi pasar keuangan dunia. Dampak perang ini terutama terlihat dari sisi kenaikan inflasi.
Perang menimbulkan tekanan inflasi yang tinggi, sehingga investor mulai beralih ke instrumen yang memberikan imbal hasil (return) tinggi. Dewi menilai, langkah ini dilakukan sebagai kompensasi atas potensi berkurangnya daya beli di masa mendatang.
"Dari sisi domestik bank menahan pembelian surat berharga dalam rangka persiapan likuiditas menjelang ramadan dan lebaran," ujarnya.
Dari penawaran yang masuk, pemerintah hanya meraup Rp 2,8 triliun. Nilai ini juga lebih rendah dibandingkan penerimaan dari lelang sukuk sebelumnya Rp 6,2 triliun.
Menindaklanjuti hasil lelang kemarin, pemerintah akan kembali menggelar lelang sukuk tambahan atau green shoe option pada hari ini. Jadwal lelang yakni pukul 09.00 - 10.00 WIB dan tanggal setelmen pada 10 Maret. Namun, sukuk yang akan kembali diterbitkan hari ini hanya untuk lima seri PBS.
Pemerintah melepas enam seri sukuk, terdiri atas lima seri sukuk berbasis proyek atau project based sukuk (PBS) dan satu Surat Perbendaharaan Syariah Negara (SPS-N) dalam lelang kemarin. Dari keenam seri tersebut, penawaran tertinggi masuk untuk seri SPNS06092022 dengan jumlah Rp 4 triliun.
Di seri PBS, penawaran tertinggi untuk seri PBS029 dengan penawaran sebesar Rp 3,2 triliun, disusul seri PBS032 sebesar Rp 2,1 triliun serta PBS033 sebesar Rp 1,45 triliun, PBS031 sebesar 1,34 triliun, PBS030 sebesar Rp 1,17 triliun,
Adapun imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang (WAY) yang dimenangkan beragam mengikuti tenornya. Rata-rata yield PBS031 sebesar 4,32%, PBS032 sebesar 4,99%, PBS029 sebesar 6,55%, PBS030 sebesar 5,93% dan PBS033 sebesar 6,83%.
Sukuk seri SPNS yang dilepas merupakan penawaran ulang atau reopening dengan tingkat kupon diskonto dan tanggal jatuh tempo 6 September 2022.
Sementara itu, lima seri PBS dilepas dengan status reopening yakni sebagai berikut:
- PBS031, kupon 4% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2024.
- PBS032, kupon 4,88% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2026.
- PBS030, kupon 5,88% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2028.
- PBS029, kupon 6,38% dengan tanggal jatuh tempo 15 Maret 2034.
- PBS033, kupon 6,75% dan tanggal jatuh tempo 15 Juni 2047.