Ekonomi Maluku Utara Melesat 29,6%, Papua Barat Minus 1%
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I sebesar 5,01% secara tahunan. Hampir seluruh provinsi mencatatkan pertumbuhan positif, kecuali ekonomi Papua Barat yang terkontraksi 1,01%.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi terutama dicatatkan oleh Maluku Utara yang mencapai 29,63%, disusul Sulawesi Tengah 10,49% dan Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 7,76%. Ekonomi Maluku Utara melesat terutama karena kinerja sektor industri pengolahan yang melonjak 138,92%.
"Fenomena ini terjadi karena penambahan jumlah smelter yang memproduksi ferro nickel dan MHP serta terjadi peningkatan volume ekspor ferro nickel sebesar 98,73%," kata Kepala BPS Maluku Utara Aidil Adha dalam konferensi pers, Senin (9/5).
Meski demikian, andil Maluku Utara terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hanya 0,38%, lebih rendah dibandingkan andil Papua Barat sebesar 0,49% meski terkontraksi.
Adapun tiga provinsi dengan kinerja perekonomian terburuk pada tiga bulan pertama tahun ini, yakni Papua Barat minus 1,01%, Sulawesi Barat tumbuh 0,93% dan Bali 1,46%.
Margo menjelaskan, pertumbuhan negatif di Papua Barat terjadi karena empat dari lima lapangan usaha yang menjadi sumber pertumbuhan utama wilayah ini mengalami kontraksi. Empat lapangan usaha tersebut, antara lain industri pengolahan, pertambangan, konstruksi dan administrasi pemerintahan.
Industri pengolahan yang berkontribusi seperempat terhadap Produk Doemstik Regional Bruto (PDRB) Papua mencatat kontrakasi 2,32%. Hal ini dipengaruhi kinerja industri non-migas, antara lain industri makanan dan minuman yang terkontraksi 3,16% dan industri barang galian dan logam yang anjlok negatif 17,47%.
Meski Papua Barat terkontraksi, pertumbuhan signifikan di Maluku Utara dan Papua menyebabkan pertumbuhan ekonomi wilayah Maluku dan Papua mencapai 10,75% secara tahunan, tertinggi dibandingkan wilayah lainnya. Papua tumbuh 13,33% dan Maluku 3,69%.
Meski tumbuh dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi kontribusi Maluku dan Papua terhadap PDB nasional pada kuartal I ini hanya 2,58%, terendah dibandingkan wilayah lainnya.
"Pendorong ekonomi nasional masih di Jawa karena sharenya besar yakni 57,78% dan pertumbuhan 5,07%, selain itu juga ditopang Sulawesi, Maluku dan Papua yang pertumbuhan ekonominya di atas nasional," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam keterangan pers.
Selain Jawa, kontribusi terbesar juga dari wilayah Smatera sebesar 21,96% dari PDB nasional, tetapi pertumbuhannya hanya 4,03% atau di bawah rata-rata nasional. Pertumbuhan ekonomi sulawesi sebesar 5,37% dengan kontribusi 6,73%. Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 3,42% dengan andil 2,66%, serta provinsi-provinsi di pulau Kalimantan secara kumulatif tumbuh 3,21% dengan andil 8,29%.