Wacana Kenaikan Harga Pertalite hingga LPG, Ini Skenario Kemenkeu
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan, masih menyiapkan beberapa skenario terkait nasib harga sejumlah komoditas yang disubsidi seperti pertalite, LPG 3 Kg dan listrik. Salah satu skenario yang disiapkan, antara lain penyesuaian terhadap belanja subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini.
"Untuk sementara ada beberapa alternatif skenario yang disiapkan, termasuk kalau harga barang yang disubsidi tidak naik seperti apa? atau kalau naik berapa besar?," kata Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kemenkeu Made Arya Wijaya melalui pesan singkat kepada Katadata.co.id, Kamis (13/5).
Rencana kenaikan harga sejumlah barang disubsidi tersebut mencuat setelah pemerintah resmi menaikkan BBM jenis Pertamax per 1 April 2022. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan pada awal April lalu mengatakan, kenaikan harga Pertalite, LPG 3 Kg, hingga listrik akan dilakukan secara bertahap.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam keteranganya bulan lalu juga sempat mengatakan, pihaknya masih terus mengkaji rencana kenaikan tersebut. Kemenkeu masih akan mempertimbangkan rencana kebijakan ini dari sisi pemulihan ekonomi serta aspek peningkatan belanja dalam APBN.
Lebih lanjut, Made mengatakan, pemerintah akan melakukan perubahan pada postur APBN seiring adanya perubahan pada beberapa item, salah satunya peningkatan kebutuhan belanja subsidi. Meski begitu, perubahan pagunya masih dalam proses perhitungan.
"Angka finalnya masih dalam perhitungan dan masih harus dilaporkan dulu kepada presiden untuk arahan kebijakannya," ujarnya.
Penyesuaian anggaran subsidi dilakukan untuk memastikan APBN masih menjadi shock absorber terhadap kenaikan harga-harga dan melindungi masyarakat. Pemerintah, menurut dia, masih sangat hati-hati dalam menyikapi kondisi saat ini yang masih sangat dinamis.
Namun, kenaikan harga komoditas global bukan hanya membebani belanja negara dalam APBN, tetapi juga mendorong pendapatan negara tahun ini. Ini akan menciptakan ada perubahan pada target defisit. Kemenkeu akan merevisi target defisit menuju 4,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih rendah dari target semula 4,85%.
Rencana perubahan postur APBN ini sebelumnya telah disampaikan Sri Mulyani saat muncul dalam sebuah acara di Kompas TV pada Selasa malam (10/5). Ia mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini mulai beralih dari sebelumnya fokus pada pandemi Covid-19 kepada dinamika global terutama dampak dari perang. Tantangan tersebut yang akan mempengaruhi perubahan dari sisi respons APBN.
"Dalam dua bulan ke depan, kami akan bicara dengan DPR lagi, kita sudah bicara di sidang kabinet mengenai bagaimana postur APBN 2022 ini akan bergerak dan berubah," kata Sri Mulyani.
Fokus belanja APBN akan berubah dari penanganan pandemi kepada penyediaan bantalan sosial bagi masyarakat, termasuk melalui subsidi. Namun, ia tidak merincikan berapa perubahan belanja negara dalam penyesuaian tersebut. Sementara, pendapatan negara diperkirakan bisa melonjak lebih dari 11% berkat kenaikan harga komoditas.