Kemenkeu Antisipasi The Fed Naikkan Bunga Acuan pada Pekan Ini
Bank Sentral AS atau The Fed diperkirakan terus mengerek suku bunga acuan untuk menghadapi inflasi tinggi di Negeri Abang Sam. Kementerian Keuangan mengantisipasi kemungkinan The Fed menaikkan bunga sebesar 50 bps pada pertemuan pekan ini.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu memastikan risiko tersebut sudah diantisipasi sejak awal tahun. Ia mengatakan, risiko kenaikan bunga tersebut sudah menjadi perhitungan oleh otoritas fiskal sejak awal tahun.
Sikap hawkish The Fed ini juga menjadi salah satu risiko yang masih akan diantisipasi pada tahun depan. "Memang ini bukan tahun yang mudah, tentu kita harus tetap waspada," kata Febrio kepada wartawan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Selasa (14/5).
The Fed sudah mengerek bunga sebesar 25 bps pada Maret, kemudian berlanjut sebesar 50 bps pada bulan lalu. Mereka diperkirakan akan mengumumkan kenaikan 50 bps lagi pada pertemuan pekan ini.
"Ini yang kami amati saat ini bahwa pasar tentunya akan merespon dan mulai melakukan penyesuaian-penyesuaian," kata Febrio.
Ia memperkirakan kenaikan bunga The Fed tahun ini akan lebih tajam ketimbang pengetatan moneter yang juga pernah dilakukan pada tahun 2013. The Fed diperkirakan bakal menaikan bunga di setiap pertemuannya sampai akhir tahun ini.
"Kenaikannya akan lebih cepat dan kami proyeksikan paling tidak akan naik ke atas 3% pada akhir tahun," kata Febrio.
The Fed diagendakan menggelar pertemuan pembuat kebijakan selama dua hari ke depan. Pasar sejak beberapa pekan lalu memperkirakan kenaikan bunga sebesar 50 bps, lebih besar dari pola kenaikan yang lazim dilakukan sebesar 25 bps.
Namun, kini ketidakpastian makin tinggi setelah rilis data inflasi AS bulan Mei yang menunjukkan kenaikan ke 8,6%, rekor tertingginya sejak Desember 1981. Alat pemantauan FedWatch CME Group menunjukkan, pada Senin malam, sekitar 96% pasar kini memperkirakan bunga The Fed bakal naik lebih agresif lagi 75 bps.
Raksasa investasi Goldman Sachs juga mengubah prediksinya bahwa The Fed akan menaikan bunga 75 bps dari semula 50 bps. Kenaikan diperkirakan akan kembali dilakukan pada pertemuan bulan depan sehingga pada akhir tahun akan berada di level 3,25%-3,5%.
"Pemicu yang paling mungkin untuk pergeseran ke langkah pengetatan yang lebih agresif adalah kejutan kenaikan inflasi Mei dan kenaikan lebih lanjut pada ekspektasi inflasi jangka panjang," kata Ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius dikutip dari CNBC Internasional, Senin (13/6).