Penawaran Lelang SUN Kedua Menurun, Investor Khawatir Resesi di AS
Pemerintah kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) kedua bulan ini dengan nilai incoming bid alias penawaran yang masuk sebesar Rp 35 triliun, turun dari sebelumnya Rp 43,5 triliun. Kenaikan bunga acuan The Fed yang agresif pekan lalu meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap resesi di AS.
Lelang hari ini melepas tujuh seri SUN yang terdiri atas lima seri Obligasi Negara (ON) fixed rate dan dua seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Dua seri SUN yang dilepas hari ini merupakan new issuance alias penawaran baru, sementara untuk lima seri ON fixed rate merupakan penawaran ulang alias reopening.
"Kebijakan agresif the Fed menaikkan bunga sebesar 75 bps yang merupakan kenaikan tertinggi sejak 1994, meningkatkan kekhawatiran ekspektasi resesi AS yang dapat terjadi dalam waktu dekat," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/6).
Meski incoming bid lelang menurun, tetapi Deni menilai minat lelang masih cukup baik. Hal ini dipengaruhi kondisi perekonomian domestik yang baik, salah satunya data neraca dagang yang masih berhasil mencetak surplus beruntun selama 25 bulan.
Total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp 18,8 triliun. Ini dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022 serta capaian penerbitan SBN ritel seri SBR011 sebesar Rp 13,9 triliun.
Dari tujuh seri SUN yang dilepas hari ini, penawaran tertinggi masuk untuk seri ON Fixed rate tenor 10 tahun sebesar Rp 17,8 triliun atau 51% dari total incoming bids. Pena Warna untuk seri ON fixed rate tenor lima tahun sebesar Rp 8 triliun dan tenor 15 tahun sebesar Rp 2,3 triliun. Tenor 20 tahun dan 29 tahun masing-masing Rp 1,6 triliun dan Rp 182 miliar. Penawaran yang masuk untuk dua seri SPN sebesar Rp 5,1 triliun, terdiri atas Rp 2,6 triliun untuk tenor tiga bulan dan Rp 2,5 triliun untuk tenor satu tahun.
Adapun level yield rata-rata tertimbang (WAY) yang dimenangkan pada seri ON fixed rate tercatat naik sebesar 3 sampai 10 bps dibandingkan lelang sebelumnya. "Secara umum, level WAY yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini mengikuti kondisi pasar saat ini yang masih cenderung volatile karena pengaruh kondisi global," kata Deni.
Partisipasi investor asing mayoritas pada seri ON fixed rate tenor lima dan 10 tahun dengan total penawaran masuk mencapai Rp 3,67 triliun atau 10,46% dari total incoming bids. Adapun penawaran yang dimenangkan sebesar Rp 1,99 triliun atau 54,31% dari total incoming bids investor asing.
Dua seri SPN yang dilepas pemerintah hari ini ditawarkan dengan tingkat kupon diskonto dan jatuh tempo masing-masing 21 September 2022 dan 22 Juni 2023. Sementara, untuk lima seri ON fixed rate yang ditawarkan dengan rincian sebagai berikut,
- FR0090 dengan kupon 5,13% dan jatuh tempo 15 April 2027
- FR0091 dengan kupon 6,38% dan jatuh tempo 15 April 2032
- FR0093 dengan kupon 6,38% dan jatuh tempo 15 Juli 2037
- FR0092 dengan kupon 7,13% dan jatuh tempo 15 Juni 2042
- FR0089 dengan kupon 6,66% dan jatuh tempo 15 Agustus 2051
Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2022.