Dana Asing Kabur Rp 8,3 T dalam Sepekan Akibat Kenaikan Bunga The Fed

Abdul Azis Said
24 Juni 2022, 20:13
rupiah, the fed, modal asing, aliran modal asing
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Ilustrasi. Nilai tukar rupiah parkir di level Rp 14.848 per dolar AS pada penutupan perdagangan pekan ini, melemah tipis 23 poin dari penutupan pekan lalu.

Bank Indonesia melaporkan keluarnya modal asing dari pasar keuangan domestik masih berlanjut pada pekan ini di tengah masih kuatnya sentimen kenaikan bunga The Fed. Modal asing yang keluar tercatat mencapai Rp 8,35 triliun dalam sepekan terakhir, dengan rupiah ditutup melemah di level Rp 14.800 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, asing melakukan jual neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 5,25 triliun dan Rp 3,1 triliun di pasar saham.

"Berdasarkan data setelmen sampai dengan 23 Juni 2022, nonresident jual neto Rp 105,09 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 67,55 triliun di pasar saham," kata Erwin dalam keterangan resminya, JUmat (24/6).

Persepsi risiko investasi juga meningkat terlihat dari premi credit default swap (CDS) lima tahun yang naik ke level 130,99 bps per 23 Juni 2022 dari 130,84 bps per 17 Juni 2022. Imbal hasil alias yield SBN tenor 10 tahun yang turun ke level 7,38% menyusul penurunan pada yield US Treasury 10 tahun ke level 3,09%.

Keluarnya dana asing dari pasar obligasi turut menyeret nilai tukar rupiah. Mengutip Bloomberg, kurs garuda parkir di level Rp 14.848 per dolar AS pada penutupan perdagangan pekan ini, melemah tipis 23 poin dari penutupan pekan lalu.

Pelemahan nilai tukar rupiah sepekan terakhir terjadi terutama karena masih bertahannya sentimen kenaikan suku bunga The Fed. Bank sentral utama dunia ini mengerek bunga mencapai 75 bps pada pertemuan Juni, kenaikan paling agresif yang pernah dilakukan setidaknya sejak 1994.

Kenaikan bunga juga memicu kekhawatiran pasar terhadap perlambatan terhadap perekonomian. Sejumlah ekonom dan analis juga memprediksi ekonomi terbesar dunia itu akan jatuh ke jurang resesi pada tahun depan.

Pada pekan ini, pasar juga menantikan hasil pertemuan Bank Indonesia. Sejumlah analis menyebut keputusan BI tidak menaikan bunga dapat memicu pelemahan lebih lanjut ke rupiah karena spread dengan bunga The Fed makin menyepit dan memicu keluarnya modal asing.

Namun, rupiah rupanya berhasil menguat usai pengumuman BI pada hari Kamis (23/6). BI memastikan bahwa penguatan tersebut sepenuhnya karena mekanisme pasar tanpa adanya intervensi dari bank sentral.

"Saya lihat kemarin eksportir banyak ikut jualan valas. Kelihatannya karena ada kebutuhan rupiah dan harganya favorable di mata eksportir," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianti kepada Katadata.co.id.





Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...