Bank-bank Kecil di Cina Bermasalah, Nasabah Tak Dapat Tarik Dana
Bank-bank kecil di Provinsi Henan, Cina menangguhkan penarikan tunai. Ribuan nasabah kini terancam kehilangan simpanannya.
Salah satunya Peter yang diwawancarai CNN. Peter yang menempatkan seluruh tabungannya yang mencapai US$6 juta atau sekitar Rp 88 miliar ke rekening di tiga bank kecil di provinsi Henan, Cina belum dapat mengakses dananya sejak April.
Peter, bukan nama sebenarnya, hanya satu dari ribuan deposan yang sedang berjuang untuk mendapatkan kembali tabungan mereka dari setidaknya enam bank di pedesaan yang ada di Cina tengah ini. "Saya hampir mengalami gangguan saraf. Saya tidak bisa tidur," kata Peter kepada CNN Business, dikutip Sabtu (25/6).
Ia bercerita, saat mencoba mengakses rekening secara online pada April, muncul sebuah pernyataan di beranda bahwa situs web itu sedang dalam pemeliharaan dan layanan tidak akan tersedia untuk sementara waktu. Hingga Dua bulan kemudian, layanan tersebut belum dipulihkan.
Masalah mulai muncul sejak April, ketika empat bank di Henan menangguhkan penarikan tunai. Di Cina, bank lokal hanya diizinkan untuk memperoleh simpanan dari basis pelanggan asal mereka, tetapi pihak berwenang mengatakan bahwa "platform pihak ketiga" digunakan untuk memperoleh dana dari deposan di luar wilayah.
Dalam kasus Peter, misalnya, kampung halamannya lebih dari 700 mil jauhnya dari bank-bank di Henan.
Regulator perbankan nasional atau China Banking and Insurance Regulatory Commission (CBIRC) menuduh pemegang saham utama dari empat bank di Henan secara ilegal menarik uang dari penabung.
"Henan New Fortune Group, pemegang saham dari empat bank desa, telah secara ilegal menyerap dana publik melalui kolusi internal dan eksternal, penggunaan platform pihak ketiga, dan pialang dana," kata Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China, seperti dikutip dari Kantor Berita Xinhua pada Mei.
CBIRC menyebut, polisi telah membuka penyelidikan atas kasus ini, Penggeledahan di bank-bank kecil Cina telah menjadi lebih sering dalam beberapa tahun terakhir dan beberapa telah dituduh melakukan penyimpangan keuangan atau korupsi.
Namun demikian, para ahli khawatir bahwa masalah keuangan yang jauh lebih besar dapat membayangi, seiring dampak dari kehancuran real estat dan melonjaknya kredit macet terkait dengan pandemi Covid-19.
Belum ada perkiraan resmi mengenai jumlah total dana yang tidak dapat ditarik oleh deposan bank. CNN Business tidak berhasil mendapatkan pernyataandari polisi setempat atau regulator perbankan nasional.
Sebanyak 400.000 nasabah perbankan di seluruh Cina tidak dapat mengakses tabungan mereka, menurut perkiraan pada bulan April oleh Sanlian Lifeweek, sebuah majalah lokal di negara tersebut.
Angka ini sebenarnya kecil dibandingkan sistem perbankan Cina yang besar. Namun, para ahli menyebut seperempat dari total aset perbankan saat ini digenggam oleh 4.000 bank kecil yang sering kali memiliki struktur kepemilikan dan tata kelola yang tidak jelas dan lebih rentan terhadap korupsi.
"Cakupan skandal bank di mana pejabat bank menggelapkan dan mencuri dana dari deposan mengkhawatirkan, dan apa yang terungkap hanya bisa menjadi puncak gunung es," kata Frank Xie, seorang profesor di University of South Carolina Aiken yang mempelajari bisnis Cina dan ekonomi.
Ia mengatakan, penarikan dana bank secara besar-besaran atau rush berpotensi lebih sering terjadi dan dalam skala yang lebih besar ketika ekonomi Cina semakin melambat, kondisi fiskal memburuk, dan kegagalan pembayaran utang perusahaan menjadi lebih luas.