BI Uji Coba Transaksi Pembayaran Menggunakan Pemindai Wajah

Abdul Azis Said
16 Juli 2022, 11:20
Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia Prof Rhenald Kasali mencoba layar pemindai wajah di pusat perbelanjaan di kompleks kantor pusat Alibaba di Kota Hangzhou, China, Kamis (9/5/2019). Layar tersebut berfungsi sebagai cermin otomatis untuk mematut diri
ANTARA FOTO/ M IRFAN ILMIE
Ilustrasi alat pemindai wajah di pusat perbelanjaan Alibaba. BI sedang mengujicoba inovasi transaksi pembayaran menggunakan alat pemindai wajah.

Bank Indonesia berencana meluncurkan teknologi dalam transaksi pembayaran menggunakan pemindai wajah atau face recognition. Inovasi ini salah satunya merespons kebutuhan transaksi tanpa menggunakan smartphone, khususnya bagi santri di pesantren.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengatakan, para santri sering kali tidak diperbolehkan untuk membawa smartphone-nya saat di pesantren. Untuk memenuhi kebutuhan transaksi tanpa smartphone, dibutuhkan inovasi teknologi pembayaran, salah satunya dengan pemindai wajah.

"BI saat ini sedang uji coba teknologi dengan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) untuk fasilitasi Transaksi pembayaran menggunakan biometric atau face recognition," kata Fili dalam seminar Digital Finance to Support Financial Inclusion di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7).

Uji coba inovasi sistem pembayaran baru ini, menurut Fili, dilakukan dalam kerangkan sandbox yang dimiliki Bank Indonesia bersama dengan sejumlah bank dan lembaga keuangan nonbank. 

"Ini adalah inovasi. Jadi ketika Anda tidak membawa gadget, Anda tetap dapat melakukan transaksi pembayaran QRIS atau transaksi lainnya dengan pemindaian wajah," kata dia. 

Adapun dalam proses uji coba yang dilakukan BI, alat pemindai wajahterhubung dengan uang elektornik atau e-money yang dimiliki santri. Meski demikian, Fili tidak menjelaskan lebih rinci sudah sejauh mana pengembangan dan uji cobanya.

BI saat ini  telah meluncurkan pembayaran dengan QR melalui QR Indonesia Standar (QRIS). Pada tahun lalu, jumlah merchant yang terhubung ke QRIS berhasil mencapai target 12 juta. BI menargetkan penambahan 15 juta merchant lagi pada tahun ini.

Saat ini, bank sentral tengah mendorong perluasan layanan QRIS  lintas negara. Kerja sama pembayaran lewat kode QR lintas negara dengan Malaysia dan Thailand direncanakan mulai komersialisasi tahun ini.

Bank sentral juga tengah menjajaki perluasan pembayaran lintas negara lewat QRIS dengan empat negara ASEAN diantaranya Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Bukan hanya menggunakan QRIS, kerja sama pembayaran lintas negara dengan empat negara ASEAN tersebut bisa melalui BI-Fast.

"Langkah kami selanjutnya adalah regional ASEAN-5 dalam kerja sama pembayaran QR, fast payment menggunakan mata uang lokal. Kami menargetkan penandatangan MoU lima pimpinan dilakukan pada November tahun ini," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam seminar Advancing Digital Economy and Finance: Cross Border Payment di Nusa Dua, Bali, Kamis (14/7).

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...