IMF Beri Pinjaman Rp 5,8 Triliun ke Dua Negara di Afrika
Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui pencairan pinjaman dengan total US$ 387,3 juta setara Rp 5,8 triliun kepada dua negara berkembang di benua Afrika, Kenya dan Tanzania pada Senin (18/7). Dukungan pendanaan tersebut untuk mendukung pemulihan ekonomi di tengah dampak perang Rusia dan Ukraina.
IMF telah berjanji memberikan dukungan keuangan kepada Kenya melalui fasilitas Extended Credit Facility (ECF) dan Extended Fund Facility (EFF) senilai US$ 2,34 miliar. Rencana tersebut telah disetujui pada April tahun lalu.
Pencairan dana kepada Kenya sebesar US$ 235,6 juta atau setara Rp 3,5 triliun yang dilakukan kemarin (18/7) merupakan pencairan yang ketiga kalinya. Pinjaman yang sudah digelontorkan kepada Kenya melalui fasilitas ini secara keseluruhan mencapai US$ 1,21 miliar.
Pemberian dukungan pembiayaan ke Kenya terutama untuk mengatasi kerentanan utang, tanggapan pihak berwenang terhadap pandemi Covid-19 dan guncangan global akibat perang di Ukraina. Dana juga dipakai untuk meningkatkan tata kelola dan mendukung reformasi ekonomi yang lebih luas.
"Program ekonomi Kenya yang didukung oleh fasilitas ECF dan EFF menyediakan jangkar kebijakan penting untuk keberlanjutan utang dan kepercayaan publik," kata Wakil Direktur Pelaksana IMF Antoinette Sayeh dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/7).
Terlepas dari pemulihan ekonomi yang masih tangguh, Kenya masih menghadapi risiko penurunan ekonomi, termasuk dampak dari perang di Ukraina. Perekonomian Kenya diproyeksikan tumbuh 5,7% pada 2022. Inflasi telah jauh di atas target bank sentral 2,5% dan akan mencapai puncaknya pada tahun ini, sebelum kembali mereda pada tahun depan.
Selain kepada Kenya, IMF pada hari yang sama juga menyetujui pemberian dukungan pembiayaan di bawah fasilitas Extended Credit Facility (ECF) kepada Tanzania. Pemberian pinjaman sebesar US$ 1,05 miliar ke negara tersebut dilakukan penyaluran selama 40 bulan ke depan. Pencairan yang sudah dietujui sebesar US$ 151,7 juta atau Rp 2,3 triliun.
Pinjaman tersebut bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19 dan mengatasi dampak dari perang di Ukraina. Tujuan lainnya, yakni menjaga stabilitas makroekonomi dan memajukan agenda reformasi struktural menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Dukungan keuangan IMF juga diharapkan dapat membantu merangsang investasi sektor swasta dan mengkatalisasi dukungan keuangan dari mitra pembangunan.
IMF memuji langkah pemerintah Tanzania dalam hal respon atas dampak pandemi dan perang. Namun, para direktur mencatat bahwa tantangan pembangunan dan reformasi yang cukup besar dan hambatan eksternal, termasuk luka akibat Covid-19 dan perang di Ukraina, berisiko mengikis keuntungan ekonomi yang diperoleh dengan susah payah.
"Dengan latar belakang ini dan mengakui rekam jejak Tanzania yang kuat dalam implementasi reformasi, Direksi mendukung permintaan pihak berwenang untuk pengaturan ECF untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang mendesak," ujarnya.