Sri Mulyani Sudah Duga Lonjakan Harga Pangan Bisa Cepat Dikendalikan

Abdul Azis Said
1 September 2022, 15:32
sri mulyani, deflasi, harga pangan
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut kenaikan bahan pangan dapat dikendalikan relatif cepat berkat koordinasi tim pengendali inflasi pusat dan daerah (TPIP/TPID).

Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat deflasi 0,21% secara bulanan pada Agustus dengan inflasi secara tahunan yang menurun. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut deflasi bulan lalu terjadi karena kenaikan harga pangan yang mulai stabil.

"Deflasi kontribusi utamanya dari volatile food yang kemarin meningkat hingga di atas 11% kini sudah turun. Ini memang sesuai diagnosa, bahwa kemarin inflasi yang naik terutama dikontribusikan faktor makanan, yang bisa diatasi secara relatif cepat," kata Sri Mulyani ditemui di Kompleks Parlemen, Kamis (1/9).

Sri Mulyani menyebut kenaikan bahan pangan dapat dikendalikan relatif cepat berkat koordinasi tim pengendali inflasi pusat dan daerah (TPIP/TPID). Presiden, menurut dia, telah memerintahkan anak buahnya serta para pemerintah daerah untuk menggunakan instrumen keuangan negara untuk menangani faktor penyebab inflasi.

Ia sebelumnya mengingatkan terdapat anggaran tak terduga Rp 16 triliun di pemerintah daerah yang dapat digunakan untuk menangani inflasi. Anggaran tersebut untuk mengatasi penyebab inflasi dari sisi tingginya harga distribusi pangan.

Ke depan, Sri Mulyani berharap produksi bahan makanan dapat semakin membaik untuk menjaga inflasi, terutama untuk jenis pangan yang dapat diproduksi di dalam negeri. Jika harga pangan terjaga, maka inflasi komponen volatile food juga bisa terkendali. Inflasi secara keseluruhan juga dapat terjaga stabil. 

Badan Pusat Statistik  (BPS) mencatat, indeks harga konsumen (IHK) pada Agustus  deflasi sebesar 0,21%. Deflasi disumbangkan oleh penurunan harga bawang merah, cabai merah, minyak goreng, dan daging ayam ras.  

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, inflasi tahun kalender hingga bulan lalu mencapai 3,63%. Sedangkan tingkat inflasi tahunan pada Agustus mencapai 4,69%.

"Ini merupakan deflasi yang terdalam sejak September 2019 yang mengalami deflasi 0,27%," ujar Margo dalam konferensi pers, Kamis (1/9).

Berdasarkan komponennya, deflasi terjadi terutama pada komponen harga bergejolak, sedangkan komponen inti dan harga yang diatur pemerintah masih mengalami inflasi bulanan. 

Komponen harga bergejolak menyatakan deflasi 2,9% dan menyumbangkan deflasi 0,51% terhadap IHK bulanan. Penyebab utamanya berasal dari komoditas bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit. Namun secara tahunan, komponen ini masih mencintai inflasi 8,93%, tidak setinggi Juli yang mencapai 11,47%.

Komponen inti mencatatkan inflasi 0,38% secraa bulanan dengan andil inflasi 0,24%. Terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar rumah tangga dan tarif listrik. 

Adapun pada komponen harga yang diatur pemerintah mencatat inflasi 0,33% secara bulan dengan andil inflasi 0,06%. Ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar rumah tangga dan tarif listrik. 

 

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...