Banggar DPR Usul LPG 3 Kg Ditarik, Diganti Pembagian Kompor Listrik
Badan Anggaran DPR RI mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan pemberian kompor listrik gratis kepada masyaralat dan mencabut peredaran LPG 3 kg atau tabung melon. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kelebihan suplai listrik yang membebani keuangan negara.
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah mengatakan oversupply listrik domestik berpotensi terus membengkak seiring masuknya pasokan dari energi baru dan terbarukan (EBT). Di sisi lain, pertumbuhan permintaan listrik hanya mencapai 5%-6% setiap tahun. Kondisi ini menimbulkan beban bagi keuangan negara karena pemerintah tetap menanggung oversupply tersebut.
"Karena memang take or pay, ya harus bayar, setiap 1 Giga watt itu Rp 3 triliun meskipun dia nggak bisa diapa-apain. Hemat saya, kenapa kita tidak ambil keputusan dari sisi kebijakan," kata Said dalam rapat panja RAPBN 2023, Senin (12/9).
Ia menyarankan agar ada kebijakan untuk menghapus golongan daya listrik 450 VA. Golongan daya listrik untuk masyarakat miskin dan rentan yang sebelumnya berada di golongan tersebut sebaiknya dinaikkan menjadi 900 VA. Demikian pula pelanggan yang saat ini berada di golongan 900 VA sebaiknya dinaikkan menjadi 1.200 VA. Dengan begitu, permintaan terhadap listrik naik dan oversupply dapat berkurang.
Transformasi ini, menurut dia, tidak terlalu susah. Petugas PLN dapat mendatangi rumah tangga 450 VA untuk kemudian meterannya dinaikkan menjadi 900 VA.
"Kalau dulu di zaman presiden SBY, masyarakat kita menerima tabung 3 kg gratis, kenapa sih pemerintah tidak mencoba yang 450 VA dinaikan menjadi 900 VA, kemudian kasihlah kompor listrik," kata Said.
Pembagian kompor listrik gratis, menurut Said, juga diperlukan untuk memangkas subsidi LPG 3 kg yang mencapai Rp 134,7 triliun pada tahun ini. Pemerintah menanggung lebih dari 30 ribu untuk setiap satu tabung LPG melon.
Said menyarankan pemerintah memghapus golongan daya 450 VA yang kemudian disertai pendistirbusian kompor listrik gratis. Dengan begitu, LPG 3 kg juga dapat berangsur ditarik. Namun ia mengingatkan agar pembagian kompor listrik disertai edukasi yang baik kepada masyarakat.
"Kalau lihat subsidi LPG itu sudah terlalu jauh, hampir tidak masuk akal. Tapi kan tidak mungkin menaikin harga LPG 3 kg, sudah tidak mungkin, maka yang lebih mungkin adalah dari sisi kebijakannya," kata Said.