Cerita Sri Mulyani Pusingnya Menengahi Amerika Cs vs Rusia di G20

Abdul Azis Said
11 Oktober 2022, 07:47
G20, KTT G20, Sri Mulyani, Perang Rusia dan Ukraina
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
menjelaskan beratnya tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai presidensi G20 tahun ini di tengah perang Rusia dan Ukraina.

Perang di Ukraina telah memicu ketegangan antara negara-negara G20, terutama antara Amerika Serikat dan sekutunya dengan Rusia. Menteri Keuangan Sri Mulyani buka-bukaan terkait beratnya tugas yang harus ditanggung Indonesia sebagai tuan rumah di tengah adanya usulan merombak anggota grup menjadi G19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sebuah diskusi T20 di Washington DC bersama jurnalis senior Financial Times (FT) Edward Luce menjelaskan beratnya tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai presidensi G20 tahun ini. Perang antara Rusia dan Ukraina pecah hanya berselang beberapa hari setelah pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) pertama di Jakarta pada Februari lalu.

"Dengan semua diskusi yang kuta punya sebagai tuan rumah dalam hal ini presidensi, saya harus berbicara dengan semua anggota G20. Pertama, untuk memastikan bahwa G20 tetap bersatu, tidak terpecah, karena pada saat itu saya pikir masalah tentang bisakah mengeluarkan satu anggota, atau bisakan kita menjadi G-19, sebenarnya cukup nyata," kata Sri Mulyani, Senin (10/10).

Ia bercerita bahwa Indonesia tidak pernah memprediksi bahwa presidensi tahun ini akan menghadapi tantangan adanya perang yang kemudian memicu ketegangan antara negara-negara anggota G20. Jika dirunut, pecah perang di Ukraina hanya kurang dari tiga bulan setelah Indonesia menerima tampuk presidensi G20 dari Italia awal Desember tahun lalu.

Sri Mulyani mengatakan, tentunya memberi tekanan tambahan di samping tugas utama G20 yang memang sudah menantang, seperti masalah perubahan iklim dan pandemi. Presidensi G20 saat ini perlu bekerja ekstra, karena pada saat yang sama juga harus bisa terus menjaga kerja sama di antara anggota G20.

Meski demikian, ia mengatakan G20 telah mencapai kemajuan yang luar biasa sekalipun dihadapkan ketegangan tersebut. Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral akan kembali bertemu untuk pertemuan keempat pekan ini di Washington DC, Amerika Serikat. Setelah itu, para presiden negara anggota G20 akan bertemu pada pekan ketiga bulan depan di Bali.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...