BPS Catat Harga Cabai dan Telur Ayam Turun, Tapi Beras dan Tempe Naik
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen pada Oktober 2022 mengalami deflasi sebesar 0,11%, berbanding terbalik dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai inflasi 1,17%. Deflasi terjadi karena mayoritas harga pangan, termasuk cabai rawit dan telur ayam turun. Namun, harga beras tempe justru naik.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan harga bahan makanan secara keseluruhan menyumbangkan deflasi mencapai 1,49%, lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya 0,68%. Penurunan harga cabai merah memberikan andil deflasi paling besar.
"Cabai merah mengalami deflasi 2,26% dari bulan sebelumnya 0,23%," ujar Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/11).
Ia menjelaskan, harga cabai merah memberikan andil deflasi 0,13%. Sementara itu, harga telur ayam ras mengalami deflasi sebesar 8.05% dengan andil 0,06%, setelah pada bulan sebelumnya inflasi 0,64%.
Harga daging ayam ras mengalami deflasi 23,4%, makin dalam dibandingkan bulan sebelumnya 8,32%. Demikian pula dengan harga cabai rawit yang deflasinya makin dalam dari 8,95% menjadi 12,09%. Telur ayam ras memberikan andil deflasi sebesar 0,06%, sedangkan cabai rawit 0,03%.
"Di tengah menurunnya harga beberapa komoditas, harga beras, tempe, dan tahu mengalami kenaikan," ujarnya.
Setianto mencatat, harga beras mengalami inflasi sebesar 1,13% dibandingkan bulan sebelumnya dan memberikan andil 0,34$. Rata-rata harga beras naik dari Rp 11.720 per kg menjadi Rp 11.850 per kg. Harga beras memberikan andil inflasi sebesar 0,34%,
Adapun harga tempe naik dari Rp 12.421 per kg menjadi Rp 12.667 per kg. Tempe memberikan andil inflasi sebesar 0,07%.
"Kenaikan harga tempe terjadi karena harga kedelai terus naik," ujarnya.
BPS mencatat harga kedelai dunia naik daru US$ 606 per ton pada Januari 2022 menjadi US$ 664 per ton pada September 2022.