BI Gencar Naikkan Suku Bunga, Ini Startup yang Berpotensi Terdampak

Lenny Septiani
21 November 2022, 10:17
suku bunga, startup
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Ilustrasi. BI telah menaikkan suku bunga sebesar 2,25%.

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuannya mencapai 1,75% menjadi 5,25% sepanjang tahun ini. Kenaikan suku bunga acuan BI akan turut berdampak pada perusahaan-perusahaan startup. 

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan perubahan suku bunga bank Indonesia akan mempengaruhi sejumlah startup, terutama dibidang finansial teknologi. 

"Secara keseluruhan akan memberatkan user borrowing (peminjam)," kata Edward kepada Katadata.co.id, Jumat (18/11). 

Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menyebut, sejumlah startup yang kemungkinan paling terdampak, yakni: 

  • Startup yang mengandalkan dana dari lenders, seperti P2P Lending.
  • Startup yang mengandalkan skema BNPL (Buy Now Pay Later).
  • Startup yang memiliki customer rentan terhadap kenaikan suku bunga, seperti ecommerce atau personal financial management atau wealth management.

Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur pekan lalu memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days Reserve Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25%.

Kenaikan suku bunga BI7DRR secara agresif sebesar 50 bps ini merupakan yang ketiga kalinya secara beruntun sejak Agustus 2022 hingga ke level tertingginya lebih dari 3 tahun terakhir seperti terlihat pada grafik.

Kenaikan ini juga merupakan yang keempat kalinya sepanjang tahun ini. Jika ditotal, kenaikan suku bunga acuan BI telah naik 175 bps sepanjang tahun ini. Dengan kenaikan ini, selisih suku bunga bersih rupiah terhadap dolar AS kembali melebar menjadi 175 bps. Seperti diketahui, bank sentral Amerika kembali menaikkan suku bunga The Fed sebesar 75 bps ke kisaran 3,75-4% pada awal bulan November.

Selain menaikkan suku bunga acuan, RDG BI juga menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,5% dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bs menjadi 6%.

Gubernur BI Perry Wajiyo dalam rilis resminya mengemukakan keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loadedpre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saai ini masih tinggi. Kebijakan ini untuk memastikan inflasi inti ke depan kembali dalam sasaran 3,0+/-1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023.

“Langkah ini juga untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agara sejalan dengan fundamentalnya akibat menguatnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat,” kata Perry dalam siaran persnya, Kamis (17/11/2022).

Reporter: Lenny Septiani
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...