Bank Sentral Swiss Rugi Rp 2.234 T pada 2022, Setara Ekonomi Maroko
Bank Nasional Swiss (SNB) membukukan kerugian pada tahun lalu mencapai 132 miliar franc Swiss atau setara Rp 2.234 triliun, mengacu kurs Bloomberg Rp 16.926 per franc. Ini adalah kerugian terbesar Bank Sentral Swiss dalam sejarah akibat jatuhnya pasar saham dan pendapatan tetap yang memukul nilai portofolio saham dan obligasinya.
Mengutip Reuters, angka sementara yang dirilis pada Senin (9/1) ini berkebalikan dibandingkan kinerja Bank Sentral Swiss yang untung 26 miliar franc pada 2021. Kerugian ini bahkan dengan lebih besar sedikit dibandingkan PDB tahunan Maroko.
Bank Sentral Swiss akan merilis laporan keuangan secara terperinci pada 6 Maret 2023. Adapun kerugian bank Sentral Swiss terutama disebabkan oleh kerugian akibat posisi mata uang asingnya sebesar 131 miliar franc. Ini juga mencakup 800 miliar franc dalam bentuk saham dan obligasi yang dibeli melemahkan franc Swiss.
Pasar saham global melemah dan harga obligasi turun tahun lalu karena bank sentral di seluruh dunia, termasuk SNB menaikkan suku bunga. Langkah tersebut ditempuh untuk memerangi inflasi.
Franc Swiss kini menguat dan telah naik di atas paritas versus terhadap euro pada bulan Juli. Ini kemudian justru menyebabkan kerugian terkait nilai tukar.
Satu-satunya kinerja positif adalah pada kepemilikan emas SNB yang mencapai 1.040 ton pada akhir 2021 dan memperoleh nilai 400 juta franc selama 2022.
Kerugian pada 2022 berarti bank sentral tidak akan melakukan pembayaran seperti biasa kepada pemerintah pusat dan daerah Swiss. Tahun lalu SNB menyetorkan 6 miliar franc.
Namun demikian, kerugian tersebut tidak mungkin berdampak pada kebijakan SNB. Bank Sentral Swiss telah menaikkan suku bunga tiga kali pada 2022 untuk membendung inflasi Swiss yang tinggi
"Kerugian SNB sama sekali tidak akan mengubah kebijakan moneternya. Reputasi SNB yang tinggi membuatnya tidak perlu mengubah apa pun," kata Karsten Junius, seorang ekonom di J.Safra Sarasin.
Bank Sentral Swiss memiliki suku bunga negatif sebelum menyusul banyak bank sentral lain mulai menaikkan suku bunga.