Ancaman Resesi Membayangi Pertemuan World Economic Forum di Davos
Ancaman resesi global membayangi pertemuan tahunan para punggawa ekonomi dunia, World Economic Forum di Davos pada Senin (17/1). Mereka menghitung kemungkinan biaya yang ditimbulkan ancaman resesi untuk ekonomi dan bisnis mereka.
Dua pertiga dari kepala ekonom sektor swasta dan publik yang disurvei oleh WEF memperkirakan resesi global mungkin terjadi tahun ini. Sekitar 18% bahkan menganggapnya sangat mungkin terjadi, lebih dari dua kali lipat dari survei sebelumnya yang dilakukan pada September 2022.
Survei WEF ini mencakup 22 tanggapan dari sekelompok ekonom senior yang diambil dari lembaga internasional. Ini termasuk Dana Moneter Internasional, bank investasi, perusahaan multinasional dan kelompok reasuransi.
"Inflasi tinggi, pertumbuhan yang rendah, tingkat utang yang meningkat, dan lingkungan fragmentasi mengurangi insentif yang dibutuhkan untuk kembali ke pertumbuhan dan meningkatkan standar hidup bagi yang paling rentan di dunia," kata Direktur Pelaksana WEF Saadia Zahidi dalam pernyataan terkait hasil survei dikutip dari Reuters, Selasa (17/1).
Survei WEF melihat inflasi tinggi masih akan terjadi di Eropa, tetapi kecil kemungkinan terjadi di Cina. Dampak kenaikan harga energi tahun lalu masih akan mempengaruhi banyak perekonomian negara di dunia. Mayoritas ekonom juga melihat pengetatan kebijakan moneter akan berlanjut di Eropa dan Amerika Serikat.
Sementara itu, survei terhadap para CEO yang dilakukan oleh PwC dan dirilis di Davos bahkan menggambarkan kondisi yang paling suram sejak auditor ini meluncurkan survei tersebut pada satu dekade lalu. Hasil survei menandai perubahan signifikan dari optimistis pada 2021 dan 2022 menjadi pesimistis.
Survei tersebut menemukan keyakin para CEO terkait prospek pertumbuhan perusahaan turun paling tajam sejak krisis keuangan global 2008. Meski demikian, mayoritas CEO tidak memiliki rencana untuk memangkas jumlah tenaga kerja mereka dalam 12 bulan ke depan atau memangkas gaji saat mereka mencoba untuk mempertahankan bakat.
"Mereka mencoba melakukan pengurangan biaya tanpa perubahan sumber daya manusia dan PHK besar-besaran," kata Chairman PwC Bob Moritz.
Kekhawatiran umum di antara banyak peserta Davos adalah tingkat ketidakpastian untuk tahun depan, mulai dari durasi dan intensitas perang Ukraina hingga langkah bank sentral utama global menaikkan suku bunga.
Bank Dunia pada pekan lalu juga memangkas proyeksi pertumbuhan tahun ini ke tingkat yang mendekati resesi bagi banyak negara. Ramalan yang suram seiring efek kenaikan suku bunga bank sentral, perang Rusia di Ukraina yang berlanjut, dan mesin ekonomi utama dunia seperti AS dan Cina yang bergejolak.
Defisini dari resesi ekonomi berbeda-beda di antara beberapa negara, tetapi ini umumnya mencakup penurunan ekonomi yang kemungkinan disertai dengan inflasi tinggi atau stagflasi.