Utang Luar Negeri Indonesia Turun Rp 267 T Sepanjang Tahun Lalu.
Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri Indonesia pada akhir tahun lalu sebesar US$ 396,8 miliar atau setara Rp 6.186 triliun mengacu asumsi kurs Jisdor 30 Desember 2022 US$ 15.592 per dolar AS. ULN Indonesia turun US$ 17,1 miliar atau setara Rp 267 triliun dibandingkan posisi akhir 2021.
"Perkembangan posisi utang luar negeri pada kuartal empat 2022 juga dipengaruhi oleh faktor perubahan akibat pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Selasa (14/2).
Utang luar negeri Indonesia terdiri atas utang publik dan swasta. Publik mencakup pemerintah dan bank sentral. Adapun penurunan utang tersebut terutama yang dipegang pemerintah.
Utang luar negeri pemerintah pada akhir tahun lalu sebesar US$ 186,5 miliar. Nominal tersebut menyusut US$ 13,7 miliar atau 6,8% dibandingkan tahun sebelumnya.
Utang pemerintah pada Desember 2022 sebetulnya naik lebih dari US$ 4 miliar dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Hal ini seiring aliran masuk modal asing ke pasar obligasi pemerintah serta penarikan neto pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek.
Posisi utang luar negeri Bank Indonesia naik tipis US$ 168 juta dalam setahun menjadi US$ 9,2 miliar pada akhir 2022.
Utang swasta juga berkurang tetapi tidak secepat penurunan utang pemerintah. Posisinya pada akhir tahun lalu sebesar US$ 201,2 miliar, berkurang US$ 3,6 miliar setahun.
"Perkembangan ini didorong oleh pembayaran neto utang dagang, surat utang, dan pinjaman sejalan dengan pola kuartalan pembayaran utang luar negeri," kata Erwin.
Pertumbuhan utang perusahaan bukan lembaga keuangan terkontraksi sebesar 1,5% dari tahun sebelumnya. Utang lembaga keuangan juga mengalami kontraksi 2,8%.
Berdasarkan sektornya, utang swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, industri pengolahan, serta pertambangan dan penggalian. Empat sektor itu menyumbang 77,9% dari total utang luar negeri swasta.
Erwin menyebut posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir tahun lalu tetap terkendali, tecermin dari rasio utang luar negeri Jndonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,1%. Selain itu, struktur utang Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh utang berjangka panjang yang mencapai 87,3%.